Jakarta, FORTUNE - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) tengah menggodok rencana mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). Induk usahanya, PT Pertamina (Persero) pun buka suara soal perkembangan aksi korporasi tersebut.
Menurut paparan Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati dalam konferensi pers capaian kinerja tahun buku 2022, rencana IPO PHE sudah sampai di tahap kedua permohonan dokumen kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), juga inisiasi pre-deal edukasi investor.
Kendati demikian, Nicke masih enggan membeberkan perincian waktu, nilai emisi, ataupun rencana penggunaan dana hasil IPO PHE. “IPO PHE itu juga bagian dari kejutan, jadi tunggu tanggal mainnya ya. Nanti enggak kejutan lagi kalau dibocorin,” katanya, dikutip Rabu (7/6).
Adapun, sebelumnya, pada Mei lalu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan tengah menelaah berkas IPO milik PT Pertamina Hulu Energi selaku salah satu anak usaha Pertamina sehingga belum dapat memperinci aksi korporasi tersebut hingga ada izin publikasi, menurut Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi melalui konferensi pers daring.
Kinerja PHE dan program unlock value Pertamina
Pada 2022, PHE membukukan laba bersih sejumlah US$4,67 miliar atau sekitar Rp69,17 triliun (kurs BI Rp14.812 per US$), menjadikannya kontributor terbesar terhadap kinerja grup. Angka itu melebihi laba bersih Pertamina yang hanya US$3,8 miliar atau Rp56,6 triliun.
Nicke memang menyebut PHE sebagai motor utama penggerak bisnis Pertamina, mengingat aktivitasnya berada di hulu. Dus, Pertamina merogoh investasi dan pengeluaran besar untuk bisnis tersebut. Termasuk untuk kebutuhan akuisisi guna menyokong pertumbuhan. Jadi, tak hanya mengandalkan pertumbuhan organik.
“Salah satunya di dalam negeri, yang sedang difinalisasi adalah Blok Masela. Dengan masuknya Pertamina kami berkomitmen sesegera mungkin mengembangkannya agar gas di perut bumi itu bisa dimonetisasi, menghasilkan pendapatan negara, dan create nilai ekonomi di daerah itu,” jelas Nicke.
Sayangnya, ia belum bisa membocorkan detail nilai akuisisi dan waktu eksekusinya.
Selain itu, sebagai salah satu bisnis penting bagi Grup Pertamina, IPO PHE nantinya akan berperan penting dalam program unlock value perusahaan. Melalui program itu, pemerintah selaku pemegang saham menantang Pertamina meningkatkan kapitalisasi pasarnya menjadi US$100 miliar.
“Sehingga tidak bisa hanya mengandalkan bisnis hari ini. Masing-masing subholding harus cantik semuanya, sehingga banyak yang tertarik bekerja sama, beraliansi strategis, dan masing-masing akan mendorong kenaikan kapitalisasi pasar,” jelasnya.