IPO Adaro Andalan Indonesia: Harga Final Rp5.550/Saham

IPO AADI: tergolong kemahalan atau tidak?

IPO Adaro Andalan Indonesia: Harga Final Rp5.550/Saham
ilustrasi kantor PT Adaro Indonesia (youtube.com/ Adaro Energy Indonesia)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) menetapkan harga penawaran umum final Rp5.550 per saham setelah penawaran awal.
  • Harga penawaran final AADI dinilai belum overvalue menurut Head Of Retail Research Sinarmas Sekuritas, Ike Widyawati.
  • AADI memiliki keunggulan dalam prospek bisnis karena penjualannya tidak hanya ke pelanggan dalam negeri, tapi juga ekspor.

Jakarta, FORTUNE - PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) menetapkan harga penawaran umum final Rp5.550 per saham, setelah menyelesaikan masa penawaran awal (book building).

Selama penawaran awal pada 12–18 November 2024, AADI memasang kisaran harga Rp4.590 sampai dengan Rp5.900. Adapun, perseroan melepas 778,69 juta saham biasa atau 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah penawaran umum perdana saham.

Lantas, apa harga penawaran final AADI tergolong overvalue? Head Of Retail Research Sinarmas Sekuritas, Ike Widyawati menilai, harga itu belum overvalue jika dilihat dari jumlah unit sahamnya.

"Kalau misalnya berdasarkan valuasi lain-lain, justru [rasio] price to earning dan price to book value-nya kan masih relatif normal AADI-nya," kata Ike kepada Fortune Indonesia, Kamis (28/11).

Dari segi prospek bisnis, AADI dinilai memiliki keunggulan karena penjualannya tidak hanya ke pelanggan dalam negeri, tapi juga ekspor. Pada paruh I 2024, AADI mencatatkan penjualan ke pasar domestik sebesar 8,13 juta metrik ton batu bara dan penjualan ekspor sebesar 24,29 juta metrik ton batu bara ke berbagai negara (Cina, Malaysia, Korea Selatan, India, Hong Kong, Jepang, Banglades, Filipina, Thailand, Taiwan, Vietnam, Singapura, dan Selandia Baru).

Oleh karena itu, walaupun di masa depan pemerintah akan menyuntik mati PLTU di dalam negeri, prospek bisnis AADI masih tergolong baik. "Karena dia basisnya masih lebih banyak ekspor, itu masih perform. Asal sudah terpenuhi DMO-nya kan mereka bisa ekspor," jelas Ike.

Lebih lanjut, Ike memproyeksi faktor geopolitik dari Ukranina VS Rusia akan mendongkrak naik harga batu bara. Khususnya setelah Rusia menguji coba tembakan nuklir, yang jarak tembaknya sudah bisa mencapai antarbenua. Jika konflik tersebut semakin memanas, maka ada potensi kenaikan harga batu bara ke depannya.

Perihal IPO AADI, Ike menilai investor akan merespons baik aksi korporasi tersebut.  Ia berujar, "Investor banyak yang tanya ke saya, bagaimana cara dapat AADI? Bahkan mereka sampai beli saham ADRO-nya, agar bisa dapat hak tebus AADI."

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 28 November 2024
Apindo: Ketidakpastian Regulasi Upah Bikin Iklim Usaha Kian Sulit
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 28 November 2024
Prabowo Umumkan Kenaikan Gaji Guru Non-ASN Rp2 Juta Hari Ini
LUCY Tunjuk Chef Juna Jadi Komisaris Independen Gantikan Wulan Guritno
Harga Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Hari Ini, 28 November 2024