Jakarta, FORTUNE - PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA), emiten pengolahan aspal dan jasa konstruksi, akan membangun Pabrik di IKN Nusantara. Nilai investasinya sekitar Rp10 miliar.
Direktur Utama Xolare RCR Energy, Mochamad Bhadaiwi mengatakan perseroan berniat memulai pembangunan pabrik di IKN Nusantara pada 2024. Namun, perseroan belum bisa membeberkan kapan pabrik akan beroperasi karena masih menunggu persetujuan dari pihak otorita.
"Tanahnya sudah kami beli, sekarang sedang proses ke otorita untuk peralihan tanah," jelas Bhadaiwi setelah seremoni pencatatan saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia, Rabu (8/5). "Kami menunggu persetujuan. Kami sudah siap, tapi harus izin ya, karena itu di IKN Nusantara daerah khusus."
Selain di IKN Nusantara, SOLA juga akan mendirikan pabrik aspal membrane di Tuban, Jawa Timur melalui anak usahanya, PT Xolabit Bitumen Industri (XBI). XBI menganggarkan dana Rp3,51 miliar untuk pabrik yang nantinya akan digunakan untuk distribusi produk ke luar daerah, termasuk Indonesia bagian Timur.
Nantinya, produk yang diproduksi di pabrik Tuban itu, mencakup:
- Bitumen Membrane: 5.000 roll untuk Jawa dan Kalimantan.
- Waterproofing: 2.000 pail untuk Jawa dan Kalimantan.
- Bitumen Paint: 2.000 tin cans untuk Jawa dan Kalimantan.
- Drum Aspal: 7.000 drum untuk Jawa, Kalimantan, dan Sumatra.
Pembangunan pabrik aspal membrane di Tuban akan berjalan mulai akhir Mei 2024. "Target operasional tahun 2025 [semester II] untuk pabrik tersebut," kata Bhadaiwi.
Ekspansi pabrik di Muara Enim dan Demak
SOLA melantai di bursa dengan melepas 656,25 juta saham baru dengan nilai nominal Rp20, itu setara 20,00 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO. Dengan harga penawaran Rp110 per saham, maka SOLA mengantongi dana IPO senilai hampir Rp72,19 miliar.
Selain untuk membangun pabrik baru, dana IPO itu juga perseroan gunakan untuk memperluas pabrik di Demak, Jawa Tengah dan Muara Enim, Sumatra Selatan.
"Belanja modal kami itu sektiar 27 persen dari dana IPO, termasuk untuk pembangunan pabrik di Tuban, perluasan pabrik Muara Enim dan Demak," kata Bhadaiwi.
Untuk pabrik di Demak, Jawa Tengah, perseroan mengalokasikan Rp1,5 miliar dari dana IPO, melalui peningkatan modal di entitas anaknya: PT Aspal Polimer Emulsindo (APE). Sebelumnya, bangunan tempat penyimpanan di pabrik APE hampir terutilitasi penuh sektiar 80--100 persen.
Secara keseluruhan, luas area tanah APE di Demak mencapai 3.074 meter persegi. Yang mana 1.410 meter persegi di antaranya sudah digunakan untuk bangunan pabrik. Dalam prospektus, perseroan melaporkan luas rencana area tanah untuk perluasan mencapai 434 meter persegi. Komitmen perizinannya jatuh pada akhir Mei 2024.
APE juga akan mengantongi modal kerja sebesar Rp7,5 miliar dari dana IPO SOLA. Alokasinya adalah untuk membeli bahan baku produksi karet SIR-20 serta modal kerja operasional.
Sementara itu, untuk perluasan pabrik Muara Enim, Sumsel, SOLA mengalokasikan dana IPO sebesar Rp2,5 miliar, melalui penambahan modal di entitas anaknya, PT Modifikasi Bitumen Sumatera (MBS).
Luas rencana area tanah untuk ekspansi pabrik MBS mencapai 1.420 meter psersegi. Adapun, total area tanah MBS mencapai 9.243 meter persegi, yang mana 1.138 meter persegi di antaranya sudah dipakai untuk bangunan pabrik.
Rencana penggunaan IPO secara keseluruhan
Bhadaiwi mengungkapkan, sebanyak 71,22 persen dari dana hasil IPO. setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan untuk meningkatkan modal pada lima entitas usaha Xolare. Selain XBI, APE, dan MBS, dua entitas lainnya adalah: PT Aplikasi Bitumen Indonesia (ABI) dan PT Bumiraya Energi Hijau (BEH).
Sementara itu, sisa dana hasil IPO akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan berupa pembelian persedian aspal, biaya operasional kantor, biaya pemasaran hingga biaya leasing kendaraan operasional.
Selain itu, Xolare Group juga berkomitmen untuk melaksanakan seluruh pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan yang terjadi akibat aktivitas usaha, serta melakukan pengelolaan limbah.
Bahkan, saat ini SOLA sudah menyiapkan entitas anak untuk berbisnis di bidang konstruksi solar PV untuk keperluan on-grid di perumahan dan industry, serta off-grid di wilayah yang jauh dari akses PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Selain itu, SOLA pun mengalokasikan Rp5 miliar dari dana IPO untuk BEH untuk membeli panel surya dan material pendukung seperti inverter, baterai, control box, dan ground mounting screw pile.