Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) berpeluang menguat pada Senin (29/7) menjelang bulan kemerdekaan.
Menurut Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, IHSG hari ini berpotensi bergerak di rentang support 7.220, pivot 7.275, dan resisten 7.330.
Adapun, IHSG menguji resisten 7.300 pada perdagangan Jumat (26/7). Secara teknikal, technical rebound tersebut membatalkan potensi bearish reversal. Penguatan lanjutkan ke kisaran 7.300–7.330 pada awal pekan depan (29/7) justru akan memperkuat indikasi bullish continuation.
"Peluang kembalinya IHSG ke tren bullish juga didukung sentimen positif dari eksternal," jelas Valdy dalm riset harian.
Sentimen eksternal itu adalah rebound pada indeks-indeks utama Wall Street pada Jumat (26/7). Penguatan itu dipicu oleh kondisi oversold secara teknikal dan penurunan U.S. Personal Consumption Expenditure (PCE) Price Index ke 2,5 persen (YoY) pada Juni 2024 dari 2,6 persen (YoY) pada Mei 2024.
Faktor lain yang menopang Wall Street adalah keyakinan bahwa The Fed akan tetap memangkas suku bunga acuan pada FOMC September 2024, sekalipun realisasi pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal II 2024 berada di atas ekspektasi.
Dari dalam negeri, pasar masih mengantisipasi dua data penting, yaitu Foreign Direct Investment (FDI) dan kinerja keuangan emiten pada kuartal II 2024. Selanjutnya, BPS dijadwalkan merilis realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II 204 pada 5 Agustus 2024.
"Berdasarkan pada kondisi indeks keyakinan konsumen yang masih konsisten di kisaran 120 sampai dengan Juni 2024 dan perbaikan kinerja ekspor di Mei dan Juni 2024, pertumbuhan ekonomi diyakini masih dapat dipertahankan di atas 5 persen pada kuartal II 2024," kata Valdy.
Di tengah sentimen tersebut, daftar saham yang dapat diperhatikan meliputi ADMR, AKRA, INCO, BRIS, SIDO, dan NCKL.
Sentimen IHSG minggu ini: rilis inflasi hingga suku bunga
Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI), responden memperkirakan rata-rata inflasi nasional pada 2024 akan mencapai 3,17 persen.
"Pada bulan Juli diperkirakan inflasi tidak bergerak jauh dari bulan sebelumnya seiring stabilnya nilai tukar Rupiah," kata Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT), Angga Septianus.
Selain data inflasi dan PMI Indonesia, Angga juga menyoroti suku bunga bank sentral AS pada pekan ini. Ia menilai, prospek penurunan suku bunga semakin dekat, yakni pada September. Itu didukung oleh data makro ekonomi yang semakin mendukung seperti PCE AS dan PDB AS yang juga tetap stabil di tengah era suku bunga tinggi.
"Pernyataan dari Gubernur The Fed, Jerome Powell juga akan dicermati pelaku pasar," ujarnya.
Sejumlah saham yang disoroti oleh Indo Premier Sekuritas pada pekan ini adalah: MEDC, BMRI, dan PTBA.