Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan menguat tipis pada perdagagangan Senin (1/3), setelah ditutup naik 1,03% ke level 6.888 pada akhir perdagangan pekan lalu (25/2). Kenaikan dipicu oleh keyakinan investor akan kondisi perekenomian dalam negeri, salah satunya terjaganya tingkat inflasi.
“Peluang penguatan masih terlihat jelang rilis data perekonomian tentang inflasi yang diestimasikan masih akan berada di kondisi stabil dan terkendali," kata Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya dalam risetnya.
Kenaikan harga komoditas juga diprediksi masih akan mendongkrak penguatan indeks saham.
Kendati demikian, kondisi geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang semakin memanas, akan menghantui pergerakkan indeks. Begitu juga dengan perkembangan kasus Covid-19 domestik yang jadi sumber kecemasan investor.
Dengan sentimen itu, William memprediksi IHSG hari ini akan bergerak di rentang support 6.811 dan resisten di level 6.953. Saham-saham yang ia soroti hari ini yakni: AII, BBNI, BBRI, KLBF, SMGR, SMRA, TLKM.
Demikian pula Analis Riset Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christoper yang memproyeksikan IHSG akan menguat di rentang support 6.838 dan 6.789 serta resisten di level 6.920 dan 6.953 pada Selasa (1/3).
“Secara teknikal candlestick membentuk formasi bullish harami yang mengindikasikan potensi penguatan,” katanya melalui riset harian.
Pergerakan IHSG menurutnya masih akan dibayangi oleh ketegangan perang antara Rusia-Ukraina. Di sisi lain, kenaikan harga komoditas masih akan mendongkrak penguatan pasar saham, ditambah kasus covid-19 dalam negeri juga masih menjadi kekhawatiran investor.
Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova memprediksi IHSG akan melemah dalam jangka pendek, dengan target koreksi ideal di kisaran level 6.814—debelum menguat ke level tertinggi 24 Februari di 6.930.
“Namun demikian IHSG masih memiliki peluang untuk melanjutkan struktur koreksi wave (ii) ke 6.726 sepanjang masih di bawah 6.930,' kata dia menjelaskan.
Level support IHSG berada di 6.814, 6.758, dan 6.726. Di sisi lain, level resistennya ada di 6.930–6.950, 6.974 dan 7.030. Berdasarkan indikator MACD dalam kondisi netral.
Dia merekomendasikan beberapa saham yang menarik dicermati hari ini seperti ASII, BBRI, BMRI, EMTK, dan INKP.
Efek domino serangan Rusia
Senada, Associate Director of Research and Investment, Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus memprediksi IHSG hari ini menguat terbatas di kisaran 6.789–6.980. Saham ASSA, SMGR, dan TLKM turut dilirik pada perdagangan hari ini.
“Hati-hati ada potensi koreksi terbuka lebar. Jika data ekonomi di Indonesia bagus, ini akan menjadi bantalan empuk IHSG untuk mengalami penguatan,” kata dia dalam risetnya.
Memanasnya situasi geopolitik Ukraina dan Rusia dicemaskan akan membuat biaya energi negara Barat melonjak seiring kenaikan harga minyak. Hal itu juga akan mendorong inflasi semakin tinggi.
“Harga minyak yang lebih tinggi akan memukul pendapatan dan masyarakat di Amerika, tidak terkecuali kita,” tulis Nico dan tim dalam riset harian, Selasa (1/3).
Apalagi, pejabat The Fed masih bertekad meningkatkan suku bunga acuan meski kini kondisi masih abu-abu akibat invasi Rusia ke Ukraina. Bank Sentral AS itu akan mengadakan pertemuan pada 15–16 Maret mendatang. Yang jadi pertanyaan, seberapa cepat The Fed akan menaikkan tingkat suku bunga?
Sebelum itu, Powell juga akan memberi pernyataan ihwal kebijakan moneter setengah tahunan pada 2 dan 3 Maret mendatang disertai dengan rilis data ketenagakerjaan dan indeks harga konsumen pada 4 Maret.