Jakarta, FORTUNE - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) anjlok hingga 6,90 persen ke harga Rp54 per Senin (10/6) pukul 15.44 WIB, kurang sehari jelang gelaran RUPST dan RUPSLB perseroan.
Berdasarkan data IDX Mobile, volume transaksi atas saham GOTO berjumlah 10,0 miliar saham. Nilai transaksinya setara dengan Rp538 miliar, sedangkan frekuensi transaksinya mencapai 48.400 kali.
Penurunan harga itu terjadi di tengah penantian investor atas putusan RUPST dan RUPSLB GoTo pada Selasa (11/6) pagi di Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta Selatan. Salah satu mata acaranya adalah persetujuan atas pengunduran diri Andre Soelityo dari jabatan Komisaris GOTO.
Tak hanya itu, RUPSLB GOTO besok juga akan menandai berakhirnya masa jabatan William Tanuwijaya, Robert Holmes Swan, dan Melissa Siska Juminto dari posisi komisaris dan direksi perseroan.
Penundaan permohonan persetujuan private placement
Selain itu, pada Jumat (7/6) petang, GOTO mengumumkan penundaan permohonan persetujuan rencana private placement sebanyak-banyaknya 10 persen dari saham free float, yang sebelumnya akan dibahas sebagai mata acara RUPST esok hari.
Menurut Direktur GOTO, Pablo Malay, keputusan itu diambil karena persetujuan investor mengenai aksi korporasi tersebut masih berlaku hingga 30 Juni 2024.
"Perseroan bakal mengajukan kembali persetujuan atas rencana PMTHMETD (private placement) pada RUPSLB yang akan dilaksanakan oleh perseroan di kemudian hari," tulisnya dalam keterbukaan informasi, dikutip Senin.
Mata acara RUPSLB
Mata acara RUPSLB nomor 10 membahas perihal persetujuan pemegang saham independen terkeit dengan Patrick Walujo, anggota Direksi GOTO yang dapat menjadi pemegang saham Seri B GOTO.
Mengacu pada Pasal 5 ayat (2) Anggaran Dasar GOTO juncto Pasal 12 ayat (5) POJK 22/2021, penentuan anggota direksi yang memiliki kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan usaha perseroan dapat menjadi pemegang saham Seri B apabila disetujui oleh investor independen perseroan.
Tidak akan ada saham Seri B baru yang diterbitkan oleh
perseroan sehubungan dengan agenda itu. Dus, jika pemegang SDHSM baru berencana memperoleh saham seri B, maka saham Seri B tersebut akan diperoleh dari pemegang saham SDHSM saat ini.
"Perseroan tidak memiliki rencana untuk menambah jumlah saham Seri B atau menerbitkan saham Seri B baru kepada pemegang SDHSM, sehingga tidak akan ada dilusi," jelas GOTO dalam keterbukaan informasi.