JP Morgan Indonesia: Pasar Saham Bullish, Target IHSG 7.800

JP Morgan Indonesia perbarui target IHSG.

JP Morgan Indonesia: Pasar Saham Bullish, Target IHSG 7.800
Gioshia Ralie, Chief Executive Officer J.P. Morgan Indonesia (kanan) and Henry Wibowo, Head of Research & Strategy J.P. Morgan Indonesia (kiri). (Dok. JP Morgan Indonesia)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • JP Morgan Indonesia memproyeksikan IHSG mencapai 7.800 di akhir 2024, berkat penguatan rupiah dan aliran dana asing.
  • Pendapatan emiten diproyeksikan tumbuh 5-9% sepanjang 2024, didukung oleh kembalinya aliran dana asing sejak Juni 2024.
  • Bank, properti, dan otomotif menjadi sektor yang sensitif terhadap suku bunga, namun aset berdurasi panjang seperti perusahaan internet dan bank digital akan mendapat manfaat dari tren suku bunga yang lebih rendah.

Jakarta, FORTUNE - JP Morgan Indonesia memasang proyeksi bullish terhadap laju Ihsg (Indeks Harga Saham Gabungan) di sisa waktu 2024, dengan target baru di level 7.800.

Sebelumnya, menurut Analis JP Morgan Indonesia, Henry Wibowo, JP Morgan Indonesia membidik target skenario base di level 7.500. Itu sudah tercapai.

Di tengah laju Indeks LQ45 yang masih terbilang terkontraksi, JP Morgan Indonesia pun optimistis dengan laju IHSG di sisa tahun ini. "Jadi masih ada ruang untuk upside di situ. Kami memiliki bull case target di 7.800," kata Henry, dikutip Jumat (6/9).

Adapun, JP Morgan Indonesia menilai, IHSG sempat berhasil mencapai level tertinggi sepanjang masa berkat penguatan nilai tukar rupiah. Berdasarkan catatan JP Morgan, rupiah telah menguat sekitar 5–6 persen beberapa bulan terakhir. Yang mana, itu akan berdampak positif terhadap pendapatan emiten.

Oleh karena itu, bersamaan dengan target itu, JP Morgan pun memproyeksikan pendapatan emiten akan bertumbuh sekitar 5 persen sampai dengan 9 persen sepanjang 2024.

Selain itu, katalis penguat laju IHSG juga berasal dari kembalinya aliran dana asing sekitar US$600 juta sejak Juni 2024. Namun, angka tersebut masih lebih kecil daripada total arus keluar dana asing sejumlah US$1,7 miliar pada April sampai dengan Mei 2024. Dus, Henry menilai, ada peluang aliran dana asing yang masuk akan berlanjut lagi.

Terlebih, ada potensi pemangkasan suku bunga The Fed pada September mendatang. Sebab, hal itu bisa menguntungkan Indonesia dari segi likuiditas dan arus modal.

"Kami memperkirakan Bank Indonesia akan memangkas suku bunga 50 basis poin pada September sampai Desember 2024 dan 50 basis poin lagi pada semester I 2025," ujar Henry.

Di tengah sentimen-sentimen tersebut, JP Morgan pun menyoroti sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga, seperti: properti, bank, dan otomotif. Sebab, sektor-sektor itu akan beroleh keuntungan dari potensi pelonggaran moneter.

Khusus bank, walau sebagian besar bank di Indonesia tak akan mengalami ekspansi Net Interest Margin (NIM) selama siklus penurunan suku bunga, JP Morgan masih optimistis mereka akan mendapat manfaat dari naiknya likuiditas dan arus modal.

Lebih lanjut, JP Morgan pun meyakini aset-aset berdurasi panjang seperti perusahaan berbasis internet dan bank digital juga akan menuai berkah dari tren suku bunga yang lebih rendah di sisa tahun 2024 ini.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024