Karpet Merah IPO UMKM di BEI: Target 100 UMKM Masuk Bursa

BEI dan Kemenkop UKM setujui MoU untuk akselerasi IPO UKM.

Karpet Merah IPO UMKM di BEI: Target 100 UMKM Masuk Bursa
Bursa Efek Indonesia/Dok. Desy Y/Fortune Indonesia
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang bertujuan mengakselerasi IPO para pelaku UMKM (usaha mikro kecil dan menengah).

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan, dengan begitu para UMKM dapat memanfaatkan alternatif pendanaan selain fasilitas pembiayaan perbankan. “Alternatif pendanaan yang tepat bagi usaha skala menengah adalah skema investasi melalui pasar modal,” kata Teten, Rabu (7/6), di gedung BEI.

Target dari Kemenkop UKM dan BEI, yakni sekitar 100 UMKM mencatatkan saham di pasar modal. Adapun, saat ini baru ada 33 UMKM yang telah melantai di bursa. Mereka tidak diagregasi (dikelompokkan), sehingga pertumbuhannya terbilang organik.

Teten berujar, “Kalau diagregasi kan semua [UMKM yang IPO di bursa] bisa terhubung.”

Kehadiran Papan Akselerasi IDX Incubator di BEI pun akan membantu memfasilitasi IPO para UMKM. Ia berujar, para UMKM akan mendapat pendampingan dan diutamakan mencatatkan saham di papan tersebut, sesuai skala bisnisnya yang tergolong kecil. Artinya, total asetnya tidak lebih dari Rp50 miliar.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama BEI, Iman Rachman menyebutkan, poin utama kerja sama ini adalah mempromosikan UKM-UKM yang ada di Indonesia untuk bisa melantai bursa. Lewat IDX Inkubator, BEI bakal melakukan pendampingan bagi para pelaku UKM agar mereka siap melakukan IPO.

"Yang sudah siap bisa langsung, yang belum siap kita lakukan pendampingan,” kata Iman.

Iman berharap dengan adanya kerja sama ini, proses inkubasi UKM bisa berjalan lebih cepat lagi sehingga mendorong UMKM melantai ke bursa. Adapun, Papan Akselerasi sudah hadir sejak 2021.

"Jadi, bila ditargetkan menjadi 100 UKM bukan sesuatu yang sulit. Bisa dipastikan, setelah Kebab Baba Rafi, bakal ada beberapa UKM lagi yang akan listing," ujar Iman. 

Emiten UMKM di BEI

UMKM di sektor kriya. (dok. BRI)

Dua UMKM yang berhasil berkembang menjadi perusahaan besar dan mampu mencatatkan sahamnya di pasar modal, yaitu PT Sari Kreasi Boga Tbk (Kebab Baba Rafi) dan PT Tourindo Guide Indonesia (PGJO).

"Ini menjadi inspirasi bagi para pelaku UMKM lainnya untuk dapat masuk ke pasar modal. Kunci utama UMKM naik kelas adalah tata kelola bisnis yang baik," kata Teten.

Sebab, menurutnya, jika menunggu usaha kecil tumbuh secara organik, waktunya akan lama. Padahal, banyak sektor usaha sejenis yang bisa diagregasi dan dikonsolidasi agar membuat skala usaha mereka masuk batas minimum sehingga bisa listing di bursa saham.

"Maka, perlu ada keterlibatan dari inkubator untuk meningkatkan skala usaha dan merapikan sistem keuangan pelaku UMKM," kata Teten.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil