Kenapa Harga Saham Naik Turun, Apa Saja Penyebabnya?

Ada banyak penyebab harga saham naik-turun.

Kenapa Harga Saham Naik Turun, Apa Saja Penyebabnya?
ilustrasi candlestick (pexels.com/AlphaTradeZone)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Saham, sebagai salah satu instrumen investasi, bersifat fluktuatif atau mudah naik dan turun. Pertanyaannya, kenapa saham naik turun dan apa saja penyebabnya?

Setiap harinya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan daftar top gainers dan top losers dari perdagangan harian instrumen investasi saham. Lis pertama berisi saham-saham dengan kenaikan tertinggi selama perdagangan di hari itu, sedangkan lis kedua merupakan kebalikannya. Kehadiran dua lis tersebut terjadi akibt harga saham yang fluktuatif. Di satu momen, saham bisa menguat, tapi di momen selanjutnya dapat langsung terkoreksi signifikan.

Contohnya, saham milik bank terbesar di Indonesia bisa saja menguat signifikan pada pekan ini, tapi belum tentu dengan pekan selanjutnya. Berdasarkan ilmu ekonomi, naik-turun saham adalah hal wajar karena berhubungan dengan permintaan dan penawaran. Saat penawaran meningkat, maka harganya berpotensi naik dan sebaliknya.

Selain itu, ada sejumlah penyebab di balik naik-turunnya harga saham. Berikut ulasan informasinya, dilansir dari laman resmi Otoritas Jasa Keuangan dan sejumlah sekuritas.

Kenapa saham naik turun?

ilustrasi saham (unsplash.com/Austin Distel)
  • Fundamental ekonomi makro Indonesia

Pertama, harga saham akan dipengaruhi oleh kondisi fundamental ekonomi makro. Itu termasuk kebijakan moneter seperti tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) serta nilai ekspor dan impor yang berdampak terhadap kurs rupiah atas dolar.

  • Kebijakan dari pemerintah

Contohnya, kebijakan ekspor dan impor, layaknya aturan untuk memenuhi kebutuhan batu bara domestik lebih dulu sebelum bisa mengekspor ke pasar internasional. Ini akan berpengaruh terhadap pergerakan saham-saham emiten batu bara.

  • Kinerja emiten

Faktor terpenting yang juga berdampak terhadap gerak saham adalah kinerja setiap emiten. Apakah terjadi pertumbuhan atau penurunan dari segi pendapatan dan laba? Hal itu yang paling utama bagi investor.

  • Aksi korporasi

Selanjutnya, aksi korporasi dari perusahaan terbuka juga akan memengaruhi laju sahamnya. Aksi itu meliputi merger, rights issue, akuisisi, stock split, IPO, penerbitan waran, pembagian dividen, dan sebagainya. Contoh: merger Gojek dan Tokopedia sebelum IPO.

  • Transaksi jual-belli

Faktor yang satu ini berhubungan dengan prinsip penawaran dan permintaan. Jika suatu saham mencatatkan transaksi pembelian atau penjualan dalam jumlah signifikan, maka harga sahamnya akan turut terpengaruh karena ada reaksi dari para pelaku pasar.

  • Faktor eksternal

Apa saja yang termasuk faktor eksternal? Bencana, perang, serta kondisi industri dari setiap emiten. Contoh yang paling nyata adalah perang Rusia dan Ukraina yang berdampak terhadap deretan saham emiten FMCG atau consumer goods seperti makanan ringan dan produsen roti. Itu karena perang tersebut sempat mengerek naik harga gandum, yang berdampak pada kenaikan biaya produksi dan kinerja emiten.

Related Topics

SahamPasar Modal

Magazine

SEE MORE>
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024

IDN Channels

Most Popular

Daftar Sektor Berpotensi Tuah Manfaat Program Prabowo-Gibran
Sritex (SRIL) Pailit, Bagaimana Nasib Investor Publik dan Sahamnya?
BEI dan Target IPO 2025, Juga Upaya Mewujudkannya
Sritex Dinyatakan Pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang
52 K/L Belum Pungut Denda dan Kurang Bayar, Total Rp3,44 Triliun
Laba Bersih Kuartal III Anjlok 28%, Unilever Enggan Ikut Perang Harga