Kinerja Prodia di Q3 Terkoreksi, Ini Penyebabnya

Pendapatan dan laba Prodia sama-sama turun di Q3 2024.

Kinerja Prodia di Q3 Terkoreksi, Ini Penyebabnya
Kondisi laboratorium Prodia masa kini yang sudah berkembang secara pesat. (Dok. Fortune Indonesia).
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Pendapatan Prodia turun 0,90% menjadi Rp1,60 triliun dalam 9 bulan pertama 2024.
  • Laba kotor dan laba usaha juga mengalami penurunan, masing-masing sebesar 1,87% dan 21,1% (YoY).
  • Prodia menyiapkan strategi bisnis termasuk segmentasi pasar, penetrasi digital, dan optimisme terhadap pertumbuhan kinerja perseroan.

Jakarta, FORTUNE - Emiten laboratorium Prodia, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA), beroleh pendapatan senilai hampir Rp1,60 triliun pada 9 bulan pertama 2024, terkoreksi 0,90 persen (YoY) dari Rp1,61 triliun. 

Tak hanya pendapatan, laba kotor perseroan pun turun 1,87 persen (YoY) menjadi Rp960 miliar. Alhasil, laba usahanya pun tergerus 21,1 persen (YoY) ke Rp218,7 miliar.

Akibatnya, laba bersih Prodia pun nilainya tertekan 17,51 persen (YoY) dari Rp235,67 miliar menjadi Rp194,40 miliar. Secara otomatis, laba per saham dasar PRDA pun tergerus dalam level yang sama, dari Rp251,38 menjadi Rp207,35.

Salah satu penyebab di balik penurunan kinerja Prodia adalah segmen corporate client yang mengalami situasi menantang di kuartal III akibat beberapa faktor. Salah satunya, kompetisi yang relatif ketat.

"Harapannya diskusi dan proyeksi yang lebih baik dapat muncul di kuartal IV 2024," kata Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty, dikutip Jumat (1/11).

Guna mengejar pertumbuhan penapatan, perseroan pun menyiapkan sejumlah strategi bisnis selama akhir tahun 2024 dan program uji coba atau pilot di 2025.

Salah satunya adalah langkah PRDA menyiapkan model bisnis yang akan diterapkan di 89 cabang klinik dan 152 cabang Prodia yang tersedia. Bagaimana model bisnisnya? Perseroan akan melakukan segmentasi dan kategorisasi pasar berdasarkan kekhasan di tiap daerahnya. Dewi mengatakan, hal itu diharapkan bisa sesuai dengan permintaan konsumen.

Kemudian, perseroan juga akan melanjutkan penetrasi digital melalui aplikasi U by Prodia. "Kami optimistis sejumlah strategi yang telah disiapkan dapat menstimulasi pertumbuhan kinerja perseroan," ujar Dewi.

"Respon positif dari Hari Kesehatan Nasional di November nanti, diharapkan mampu menstimulasi pertumbuhan kinerja kuartal-IV dan  menarik lebih banyak pelanggan walk-in hingga mampu mencapai target pertumbuhan positif," jelas Dewi.

Kendati kinerja dari Prodia menurun, saham PRDA ditutup menguat 2,40 persen di harga Rp2.990 pada perdagangan Kamis (31/10), setelah dibuka di harga Rp2.970.

Selama lima hari perdagangan terakhir, saham PRDA telah terkoreksi 1,32 persen. Demikian pula dalam perdagangan sebulan belakangan, yang mana koreksi sahamnya sudah mencapai 4,78 persen. 

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil