Jakarta, FORTUNE - Emiten laboratorium Prodia, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA), beroleh pendapatan senilai hampir Rp1,60 triliun pada 9 bulan pertama 2024, terkoreksi 0,90 persen (YoY) dari Rp1,61 triliun.
Tak hanya pendapatan, laba kotor perseroan pun turun 1,87 persen (YoY) menjadi Rp960 miliar. Alhasil, laba usahanya pun tergerus 21,1 persen (YoY) ke Rp218,7 miliar.
Akibatnya, laba bersih Prodia pun nilainya tertekan 17,51 persen (YoY) dari Rp235,67 miliar menjadi Rp194,40 miliar. Secara otomatis, laba per saham dasar PRDA pun tergerus dalam level yang sama, dari Rp251,38 menjadi Rp207,35.
Salah satu penyebab di balik penurunan kinerja Prodia adalah segmen corporate client yang mengalami situasi menantang di kuartal III akibat beberapa faktor. Salah satunya, kompetisi yang relatif ketat.
"Harapannya diskusi dan proyeksi yang lebih baik dapat muncul di kuartal IV 2024," kata Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty, dikutip Jumat (1/11).
Guna mengejar pertumbuhan penapatan, perseroan pun menyiapkan sejumlah strategi bisnis selama akhir tahun 2024 dan program uji coba atau pilot di 2025.
Salah satunya adalah langkah PRDA menyiapkan model bisnis yang akan diterapkan di 89 cabang klinik dan 152 cabang Prodia yang tersedia. Bagaimana model bisnisnya? Perseroan akan melakukan segmentasi dan kategorisasi pasar berdasarkan kekhasan di tiap daerahnya. Dewi mengatakan, hal itu diharapkan bisa sesuai dengan permintaan konsumen.
Kemudian, perseroan juga akan melanjutkan penetrasi digital melalui aplikasi U by Prodia. "Kami optimistis sejumlah strategi yang telah disiapkan dapat menstimulasi pertumbuhan kinerja perseroan," ujar Dewi.
"Respon positif dari Hari Kesehatan Nasional di November nanti, diharapkan mampu menstimulasi pertumbuhan kinerja kuartal-IV dan menarik lebih banyak pelanggan walk-in hingga mampu mencapai target pertumbuhan positif," jelas Dewi.
Kendati kinerja dari Prodia menurun, saham PRDA ditutup menguat 2,40 persen di harga Rp2.990 pada perdagangan Kamis (31/10), setelah dibuka di harga Rp2.970.
Selama lima hari perdagangan terakhir, saham PRDA telah terkoreksi 1,32 persen. Demikian pula dalam perdagangan sebulan belakangan, yang mana koreksi sahamnya sudah mencapai 4,78 persen.