Jakarta, FORTUNE - Emiten konstruksi, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) mencatat penurunan pendapatan dan laba bersih pada 2021. Alhasil, saham perseroan melaju ke zona merah pada perdagangan Senin (14/3).
Berdasarkan pantauan Fortune Indonesia pada pukul 11.07 WIB, saham berkode WTON milik perseroan telah terkoreksi 1,75 persen (-4 poin) ke level Rp224. Sepanjang perdagangan 2022, WTON juga telah tergelincir 11,11 persen.
Padahal, dalam sepekan terakhir, saham WTON tercatat menguat 10,89 persen. Pada sebulan belakangan, saham WTON juga terpantau naik 0,90 persen (2 poin).
Sebagai informasi, Wijaya Karya Beton baru saja melaporkan penurunan laba bersih hampir 35,3 persen (yoy) pada 2021, dari Rp128,05 miliar menjadi Rp82,90 miliar. Penurunan laba bersih ini sejalan dengan turunnya pendapatan entitas anak PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) itu sebesar 10,2 persen (yoy), atau dari RP4,80 triliun ke RP4,31 triliun sepanjang tahun lalu.
Nilai laba per saham dasarnya pun menurun dari Rp14,69 menjadi Rp9,51.
Pendapatan Wijaya Karya Beton tergerus pada 2021
Mengutip laporan keuangan pada 2021, Wijaya Karya Beton mencatatkan penurunan pendapatan pada beberapa Satuan Bisnis Unit (SBU), yakni produk puta dan non-putar, serta konstruksi.
Pendapatan dari bisnis produk putar dan non-putar tergelincir 4,8 persen (yoy) dari sekitar Rp2,16 triliun menjadi Rp2,11 triliun. Sementara, pendapatan dari SBU konstruksi WTON anjlok 49,6 persen dari Rp637 miliar menjadi Rp321,11 miliar.
Di sisi lain, SBU jasa perseroan berhasil membukukan kenaikan 4,6 persen dari Rp282,4 miliar ke Rp295,38 miliar.
Penurunan pendapatan perseroan kian tertekan seiring dicatatnya kenaikan beberapa komponen beban, seperti beban pemasaran serta beban lain-lain. Demikian pula dengan menurunnya kontribusi pendapatan lainnya dari pendapatan bunga serta laba atas entitas asosiasi.
Optimisme Wijaya Karya Beton pada 2022
Wijaya Karya Beton lebih optimis menyambut 2022 seiring dengan perolehan kontrak baru perseroan senilai Rp5,21 triliun pada 2021 yang melampaui target awal yakni Rp4,8 triliun.
Beberapa proyek yang dikerjakan persusahaan pada 2021, antara lain: Kawasan Industri Terpadu Batang dan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Manajemen melihat situasi pandemi yang kian baik, sehingga ada potensi kenaikan nilai kontrak baru di tahun ini. WTON menargetkan dapat mengantongi kontrak baru sejumlah Rp7,35 triliun pada 2022.