Jakarta, FORTUNE - Emiten Grup Astra, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) melaporkan laba bersih senilai Rp1,3 triliun pada 2022, meroket 116,9 persen (YoY) dari Rp611,3 miliar.
Selain itu, pendapatan bersihnya pun melonjak 22,6 persen (YoY) dari Rp15,15 triliun pada 2021 menjadi Rp18,5 triliun pada 2022. Pendapatan dari pihak ketiga mencapai Rp12,0 triliun, yang terdiri dari pasar lokal (Rp10,4 triliun) dan ekspor (Rp1,5 triliun). Selain itu, pendapatan Astra Otoparts juga berasal dari pihak-pihak berelasi, sejumlah Rp6,5 triliun, naik 24,4 persen (YoY) dari Rp5,2 triliun pada 2021. Kontribusi dari PT Astra Honda Motor (AHM) mencapai Rp3,7 triliun, sedangkan PT Astra Daihatsu Motor menyumbang Rp1,6 triliun.
Manufaktur komponen otomotif-lah yang terbanyak berkontribusi terhadap penjualan AUTO, yakni sejumlah Rp10,3 triliun. Lalu disusul oleh perdagangan senilai Rp8,2 triliun.
Sementara itu, berdasarkan segmen pendapatan barang dan jasa, kontribusinya masing-masing mencapai Rp18,4 triliun dan Rp174,8 miliar.
Sepanjang perdagangan Rabu (22/2), setelah pengumuman kinerja, saham AUTO naik 6,8 persen ke harga Rp1.650. Dalam sepekan terakhir, sahamnya juga melonjak 19,5 persen.
Beban Astra Otoparts turut meningkat
Bersamaan dengan pertumbuhan kinerja, Astra Otoparts pun mencatatkan kenaikan beban pokok pendapatan 19,5 persen (YoY) dari Rp13,2 triliun menjadi Rp15,8 triliun pada 2022.
Beban penjualannya pun naik tipis, dari Rp805,0 miliar menjadi Rp893,7 miliar. Begitu juga dengan beban atas laba bersih entitas asosiasi dan ventura bersama setelah pajak, dari Rp538,9 miliar menjadi Rp696,8 miliar. Beban pajak penghasilan AUTO juga naik dari Rp120,1 miliar menjadi Rp256,6 miliar.
Kendati demikian, AUTO masih membukukan pertumbuhan di sisi neraca. Asetnya saja bertambah dari Rp16,9 triliun menjadi Rp18,5 triliun. Itu berkat meningkatnya kas dan setara kas, piutang usaha, dan persediaan AUTO.
Selain itu, total liabilitas Astra Otoparts juga naik dari Rp5,1 triliun menjadi Rp5,4 triliun pada 2022 karena kenaikan utang usaha, liabilitas akrual dan provisi, serta liabilitas jangka panjang.
Pada ekuitas, AUTO mencatatkan kenaikan menjadi Rp13,0 triliun, dari sebelumnya Rp16,9 triliun.