Jakarta, FORTUNE - Emiten afiliasi Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), memulai perdagangan Selasa (19/3) dengan penguatan 0,48 persen ke Rp5.200, dari Rp5.175 kemarin sore.
Setelah itu, pada pukul 10.03 WIB, saham BREN naik 2,42 persen ke Rp5.300 per saham.
Data IDX Mobile menunjukkan volume transaksi BREN pagi ini mencapai 2,37 juta saham dengan nilai transaksi Rp12,5 miliar dan frekuensi transaksi 1.810 kali.
Dalam sepekan belakangan, saham BREN telah mengalami tren penurunan. Tingkat koreksinya mencapai 14,29 persen dalam lima hari perdagangan terakhir.
Kenaikan saham BREN terjadi seiring dengan pengumuman Kinerja Bisnis perseroan sepanjang 2023.
Laba bersihnya melonjak 17,87 persen (YoY) dari US$91,13 juta (sekitar Rp1,43 triliun) menjadi US$107,42 juta (sekitar Rp1,69 triliun), mengacu pada kurs Rp15.699 per dolar Amerika Serikat (AS).
Pertumbuhan laba itu tidak dapat dilepaskan dari peningkatan pendapatan BREN sebesar 4,41 persen (YoY) menjadi US$594,94 juta (sekitar Rp9,34 triliun), dari sebelumnya US$569,78 juta (sekitar Rp8,94 triliun).
Pertumbuhan pada pendapatan dari kontrak dengan pelanggan menjadi katalis utama di balik kenaikan kinerja BREN pada 2023. Yang mana penjualan uap mencatatkan peningkatan pendapatan paling signifikan, yakni 12,8 persen (YoY) dari US$112,15 juta (sekitar Rp1,76 triliun) menjadi US$126,52 juta (sekitar Rp1,99 triliun).
Kemudian diikuti oleh penjualan listrik sebesar US$275,13 juta (sekitar Rp4,32 triliun), naik 5,98 persen (YoY) dari US$259,60 juta (sekitar Rp4,08 triliun) pada 2022.
Namun penjualan kredit karbon berkurang dari US$3,57 juta menjadi US$4.000.
Segmen lainnya, pendapatan sewa operasi dan pendapatan sewa pembiayaan terkoreksi masing-masing 0,27 persen (YoY) dan 1,88 persen (YoY).
Walaupun beban keuangannya meningkat 60 persen dan mengakibatkan laba tahun berjalan terkoreksi, nilai kepentingan non-pengendali perseroan turun hingga 54 persen.
BREN memiliki aset senilai US$3,51 miliar per akhir Desember 2023, dengan jumlah liabilitas mencapai US$2,86 miliar dan total ekuitas US$650,34 juta.
Sejumlah asetnya mencakup Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) milik entitas anak BREN, PT Barito Wind Energy (Barito Wind).
Pada Januari lalu, BWE mengumumkan penyelesaian transaksi akuisisi atas 3 aset PLTB di Sulawesi Selatan (Sidrap 2), Sukabumi, dan Lombok. Nilai transaksinya Rp72,8 miliar.
Ketiga PLTB tersebut memiliki potensi kapasitas hingga 320 megawatt.