Laba Bersih Q1-24 Astra Otoparts Naik 9,7%, Ini Katalisnya

Kenaikan laba bersih AUTO diraih saat pendapatan menurun.

Laba Bersih Q1-24 Astra Otoparts Naik 9,7%, Ini Katalisnya
Astra Otoparts catat kenaikan laba bersih 9,7 persen di kuartal I 2024.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • PT Astra Otoparts Tbk mencetak laba bersih konsolidasi Rp475,0 miliar pada kuartal I 2024, naik 9,7% dari tahun sebelumnya.
  • Pendapatan bersih AUTO terkoreksi menjadi Rp4,60 triliun pada kuartal I 2024, namun aset perusahaan tumbuh 3,3% menjadi Rp20,3 triliun.
  • Pada segmen usaha manufaktur, pendapatan bersih AUTO turun 16,7% menjadi Rp2,4 triliun. Namun segmen perdagangan mengalami kenaikan pendapatan bersih sebesar 5,3% menjadi Rp2,2 triliun.

Jakarta, FORTUNE - Emiten anak usaha Grup Astra, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), mencetak laba bersih konsolidasi Rp475,0 miliar pada kuartal I 2024, tumbuh 9,7 persen (YoY) dari kuartal I 2023 sebesar Rp432,9 miliar.

Kenaikan laba bersih itu sejalan dengan meningkatnya kinerja ekspor perseroan di tengah melemahnya permintaan domestik.

Pertumbuhan laba bersih itu diraih walaupun pendapatan bersih AUTO terkoreksi dari Rp4,97 triliun pada kuartal I 2023, menjadi Rp4,60 triliun pada kuartal I 2024.

Dari sisi neraca, Perseroan membukukan pertumbuhan aset sebesar 3,3 persen menjadi Rp20,3 triliun pada akhir Maret 2024, dibandingkan Rp19,6 triliun pada akhir Desember 2023. Seiring dengan itu, jumlah liabilitas juga meningkat 2,7 persen (YoY) menjadi Rp5,2 triliun pada akhir Maret 2024, dari sebelumnya Rp5,1 triliun pada akhir Desember 2023.

Segmen usaha manufaktur

Pada segmen usaha manufaktur, Astra Otoparts menjalin kerja sama dengan mitra bisnis global memproduksi berbagai macam produk suku cadang yang melayani hampir seluruh pabrikan otomotif dan pasar suku cadang pengganti di Indonesia, baik untuk kendaraan roda dua, roda empat. Perseroan juga telah melakukan diversifikasi ke industri non-otomotif seperti alat kesehatan, pertambangan, dan kereta api.

Selain diversifikasi, perseroan telah memproduksi komponen kendaraan listrik untuk roda dua dan roda empat, serta memproduksi mesin pengisian daya Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dengan merek Altro.

Sepanjang kuartal pertama 2024, segmen usaha manufaktur perseroan membukukan penurunan pendapatan bersih sebesar 16,7 persen (YoY) menjadi Rp2,4 triliun, dibandingkan kuartal pertama 2023 sebesar Rp2,9 triliun.

Segmen usaha perdagangan

Segmen usaha perdagangan Perseroan didukung jaringan distribusi domestik, ekspor, dan jaringan perdagangan ritel modern, yaitu Shop & Drive, Super Shop & Drive, Shop & Bike, Motoquick, Aspira Motoquick, dan Astra Otoservice. Ada pula platform perdagangan digital www.astraotoshop.com yang menjual produk otomotif dan non-otomotif, dan yang terbaru jaringan pengisian daya KBLBB Astra Otopower.

Sepanjang kuartal pertama 2024, segmen usaha perdagangan Perseroan mengalami kenaikan pendapatan bersih sebesar 5,3 persen (YoY) menjadi Rp2,2 triliun, dibandingkan kuartal pertama 2023 sebesar Rp2,1 triliun.

Perseroan masih akan berfokus pada segmen usaha manufaktur dan perdagangan yang menjadi bisnis intinya, dengan terus melakukan inovasi serta mengembangkan produk-produk baru baik dalam industri otomotif maupun non-otomotif, termasuk elektrifikasi.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

IDN Channels

Most Popular

OPEC+ Sepakat Tunda Kenaikan Produksi Minyak Hingga November
Bisnis Manajemen Fasilitas ISS Tumbuh 5% saat Perlambatan Ekonomi
7 Jet Pribadi Termahal di Dunia, Harganya Fantastis!
Gagal Tembus Resisten, IHSG Diprediksi Konsolidasi
Fitur AI Jadi Alasan Canva Naikkan Harga hingga 300%
Pertamina Siapkan 15 Persen Belanja Modal untuk Transisi Energi