Jakarta, FORTUNE - Emiten penyedia data center milik pengusaha Toto Sugiri, PT DCI IndonesiaTbk (DCII) mendapat mendapat berkah selama pandemi. Perseroan membukukan laba bersih Rp261,5 miliar selama 2021, naik 42,8 persen (yoy) dari periode sebelumnya Rp183,1 miliar.
Kenaikan laba bersih didorong oleh pendapatan DCII yang bertumbuh 14,7 persen; dari Rp759,4 miliar pada 2020 menjadi Rp871,2 miliar pada 2021.
Capaian itu juga dibarengi oleh saham DCII yang sudah meroket 292,97 persen selama satu tahun terakhir; dari 11.375 (Maret 2021) menjadi 44.700 per hari ini. Tingkat pertumbuhan mingguannya mencapai 3,29 persen. Alhasil, Nominal laba per saham perseroan bertumbuh dari Rp90 per saham menjadi Rp110 per saham.
Lini bisnis apa saja yang berkontribusi besar terhadap kinerja keuangan DCII? Berikut ini ulasannya.
Bisnis kolokasi yang terus tumbuh
Penyumbang utama dalam pendapatan DCII pada 2021 adalah bisnis kolokasi (colocation) yang bertumbuh hampir 14,8 persen dari Rp721,40 miliar menjadi hampir Rp828,01 miliar pada 2021. Artinya, jasa itu berkontribusi hingga 95,04 persen dari seluruh pendapatan perseroan.
Layanan kolokasi merupakan jasa penitipan atau penyimpanan peladen (server) kepada pihak ketiga yang memenuhi standardisasi keamanan infrastruktur dan fisik.
Sedangkan kontribusi pendapatan lainnya senilai Rp43,23 miliar berasal dari bisnis lain-lain yang naik dari capaian tahun 2020, yakni sekitar Rp37,96 miliar.
Beban penjualan naik
Seiring meningkatnya pendapatan, beban pokok penjualan DCII pun naik 1,52 persen (yoy) dari Rp389,29 miliar menjadi Rp395,24 miliar pada 2021. Kenaikan itu terjadi karena kenaikan biaya listrik, penyusutan aset tetap, biaya gaji dan kompensasi karyawan, dan lain-lain.
Per akhir 2021, DCII telah memiliki aset hampir berjumlah Rp3 triliun. Dengan total liabilitas hampir Rp1,8 triliun dan ekuitas mencapai Rp1,21 triliun.