Laba PT PP Melejit 77% di 2023, Ini Faktor Pendorongnya

Kenaikan laba itu didorong pertumbuhan segmen EPC.

Laba PT PP Melejit 77% di 2023, Ini Faktor Pendorongnya
PT PP. (dok. PTPP)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) berhasil meraih laba bersih hampir Rp481,37 miliar sepanjang 2023, melesat 77,16 persen (YoY) dari 2022, Rp271,70 miliar.

Tak hanya itu, laba dasar per saham PTPP pun turut melonjak 77,27 persen (YoY), dari Rp44 menjadi Rp78 pada akhir 2023.

Kenaikan itu sejalan dengan pertumbuhan pendapatan PT PP, walaupun tidak terlalu signifikan. Adapun, perseroan meraih pendapatan senilai Rp19,99 triliun pada 2023, meningkat 5,65 persen (YoY) dari Rp18,92 triliun pada setahun sebelumnya.

Peningkatan kinerja itu didorong oleh segmen EPC (engineering, procurement, dan construction) perseroan yang pendapatannya melejit 99,14 persen (YoY) dari Rp1,17 trilun menjadi Rp2,33 triliun pada 2023. Bersamaan dengan itu, aset keuangan dari proyek konsesi PT PP juga melesat 80,76 persen (YoY) dari Rp168,39 miliar menjadi Rp304,39 miliar.

Segmen usaha pracetak juga membukukan kenaikan pendapatan sebesar 60,58 persen (YoY) dari Rp36,89 miliar menjadi Rp59,24 miliar sepanjang 2023. 

Lebih lanjut, walaupun tidak sesignifikan segmen EPC dan pracetak, segmen properti dan realti pun bertumbuh 13,13 persen (YoY) dari Rp1,97 triliun menjadi Rp2,24 triliun pada 2023. Pun begitu dengan segmen persewaan peralatan yang naik 16,12 persen (YoY) menjadi Rp153,79 miliar, dari sebelumnya Rp132,44 miliar pada 2022.

Selain itu, ada sumber pendapatan baru untuk PT PP dari segmen pendapatan tol, dengan kontribusi hampir Rp68,31 miliar. Pada 2022 lalu, perseroan belum beroleh pendapatan dari segmen tersebut.

Hal itu terjadi di saat pendapatan segmen jasa konstruksi perseroan terkoreksi 3,92 persen (YoY) dari Rp15,28 triliun menjadi Rp14,68 triliun di periode yang sama. Begitu pula dengan segmen energi yang pendapatannya menurun 0,33 persen (YoY) menjadi Rp147,11 miliar, dari sebelumnya Rp147,61 miliar.

Adapun, seiring dengan pertumbuhan pendapatan PTPP secara keseluruhan, harga pokok pendapatan perseroan pun meningkat dari hampir Rp16,25 triliun menjadi Rp17,61 triliun. Beban usahanya turut naik dari Rp698,93 miliar menjadi Rp741,58 miliar.

Pada akhir sesi perdagangan pagi, Selasa (5/3), saham PTPP menguat 12,55 persen (YoY) ke harga Rp520. Data IDX Mobile menunjukkan, volume transaksinya berjumlah 141 juta saham. Sementara nilai transaksinya Rp72,7 miliar dengan frekuensi transaksi 9.900 kali.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

Most Popular

OPEC+ Sepakat Tunda Kenaikan Produksi Minyak Hingga November
Bisnis Manajemen Fasilitas ISS Tumbuh 5% saat Perlambatan Ekonomi
7 Jet Pribadi Termahal di Dunia, Harganya Fantastis!
Gagal Tembus Resisten, IHSG Diprediksi Konsolidasi
Fitur AI Jadi Alasan Canva Naikkan Harga hingga 300%
Pertamina Siapkan 15 Persen Belanja Modal untuk Transisi Energi