Jakarta, FORTUNE - PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) membukukan laba bersih Rp432 miliar pada 2022, melonjak 52,4 persen (YoY) dari Rp382,6 miliar setahun sebelumnya. Saham ROTI pun dibuka menguat pada level Rp1.560, Kamis (2/3) pagi.
Apa katalis di balik pertumbuhan itu? Salah satunya adalah berkat kenaikan penjualan, baik pada kanal modern maupun tradisional, plus pulihnya profitabilitas sepanjang 2022.
“ROTI meraih penjualan bersih sebesar Rp3,9 triliun pada 2022, setara dengan pertumbuhan 19,7 persen dibandingkan 2021,” kata Direktur Sari Roti, Ida Apulia, dalam keterangannya.
Kenaikan penjualan itu didorong oleh strategi ekspansi bisnis ROTI, khususnya perluasan jangkauan di wilayah Indonesia barat dan timur. Penjualan dari wilayah barat dan timur naik 22,5 persen (YoY) menjadi Rp1,7 triliun, yang setara dengan 44,3 persen dari total penjualan nasional.
Sementara itu, penjualan di wilayah Indonesia tengah masih tercatat sebagai yang terbesar dengan total nilai nyaris Rp2,2 triliun atau naik 17,5 persen (YoY).
Peningkatan produktivitas dan efisiensi kegiatan operasional
Pada sektor beban produksi ROTI, total peningkatannya pada 2022 menjadi Rp1,8 triliun dari Rp1,5 triliun pada 2021. Di tengah kenaikan biaya bahan baku—khususnya tepung terigu—yang menekan margin kotor, Sari Roti telah meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional.
Produksi Sari Roti sendiri didukung oleh 14 pabrik di berbagai lokasi. Dalam beberapa tahun belakangan, ROTI telah membuka empat pabrik baru di Balikpapan, Batam, Gresik, dan Banjarmasin. Total produksinya mencapai 5,1 juta potong roti per hari. Ekspansi pabrik pada 2022 berbekal belanja modal Rp150 miliar.
Di hilir, Sari Roti ditopang kekuatan titik penjualan nasional lebih dari 70.000, yang 40.000 di antaranya merupakan kanal modern.
Pada akhir 2022, margin EBITDA dan margin laba bersih Sari Roti membaik menjadi, masing-masing, 21,3 persen dan 11,0 persen. Sebagai pembanding, pada kuartal III 2022 margin laba bersihnya 9,2 persen.
Direktur ROTI lainnya, Arlina Sofia, mengatakan, “capaian baik pada 2022 harapannya menjadi fondasi kuat perseroan untuk mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan.”
Ke depan, manajemen Sari Roti mengeklaim akan terus menganalisis secara komprehensif hal-hal seperti daya beli, pola konsumsi, pola belanja, dan pola aktivitas konsumen dalam mengatasi dinamika dan tantangan bisnis.