Jakarta, FORTUNE - Laba bersih PT Vale Indonesia Tbk (INCO) meroket 207 persen (QoQ) pada kuartal pertama 2023 menjadi US$98,1 juta. Tapi, secara tahunan, kenaikannya hanya dua digit.
Pertumbuhan di kuartal awal 2023 itu berkat harga nikel yang menguntungkan di periode tersebut. Secara kuartalan, harga realisasi rata-rata grup di kuartal I ini lebih tinggi 18 persen. Dus, pendapatannya pun naik 19 persen (QoQ).Bersamaan dengan menurunnya beban pokok pendapatan grup sebesar 9 persen (QoQ) dari US$251,2 juta menjadi US$228,2 juta.
Selain itu, penurunan biaya berkat pengelolaan biaya disiplin dan upaya berkelanjutan meningkatkan produktivitas juga jadi katalis pertumbuhan kuartalan bisnis INCO.
“Kami juga diuntungkan dengan turunnya harga komoditas energi, tapi itu tak menyurutkan tekad kami untuk terus melakukan perbaikan di berbagai aspek bisnis,” kata CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia, Febriany Eddy dalam keterangan resminya, Rabu (26/4).
Belanja modal kuartal pertama 2023
Di kuartal pembuka 2023 itu, Vale juga mencatatkan EBITDA senilai US$173,5 juta dan menghabiskan modal sekitar US$58,2 juta untuk belanja modal.
Salah satu langkah bisnis perseroan adalah peletakan batu pertama untuk Proyek Morowali pada Februari lalu. Setelah itu, INCO dan mitra terus menggelar pekerjaan di lapangan. Baik di tambang maupun pabrik pengolahan.
“Kami memperkirakan akan mengeluarkan sebesar US$132,2 juta untuk belanja modal keberlanjutan dan US$585 juta untuk proyek pertumbuhan (baik tambang maupun penyertaan modal) sepanjang 2023,” kata Febriany lagi.
Adapun, jumlah kas dan setara kas perseroan per 31 Maret 2023 mencapai US$717,3 juta, naik 13 persen (QoQ). Ke depan, perseroan akan terus mengoptimalkan produksi sekaligus mengefisiensi biaya operasi.
Kinerja tahunan Vale Indonesia
Lebih lanjut, pendapatan konsolidasi INCO juga bertumbuh 54,4 persen (YoY) pada kuartal pertama 2023, dari sebelumnya US$235,1 juta menjadi US$363,1 juta.
Berdasarkan laporan keuangan tidak diaudit dari keterbukaan informasi, laba Vale Indonesia pun meningkat. Laba kotornya naik 45,5 persen (YoY) menjadi US$132,9 juta. Sementara laba bersihnya meningkat 45,1 persen (YoY) menjadi US$98,2 juta. Begitu pula dengan laba per saham yang naik 28,57 persen (YoY) dari hampir US$0,007 menjadi US$0,009.
Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan INCO juga melonjak 60,3 persen (YoY) dari US$142,35 juta menjadi US$228,2 juta. Begitu pula dengan beban usaha dan beban pajak penghasilan yang masing-masing naik 42,0 persen dan 45,6 persen (YoY).