Jakarta, FORTUNE - Emiten Lippo Group, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), melego 2,41 miliar saham PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) milik entitas anaknya, PT Megapratama Karya Persada.
Angka tersebut mewakili 18,57 persen dari modal yang disetor oleh Siloam. Setelah transaksi, total kepemilikan saham perseroan secara tak langsung di SILO berkurang jadi 3,78 miliar saham atau mewakili 29,09 persen dari seluruh saham yang disetor dan ditempatkan dalam SILO.
Menurut Presiden Direktur Lippo Karawaci, Marlo Budiman, transaksi tersebut berperan dalam membantu LPKR menekan utang dan menguatkan fokus bisni real estate, sekaligus menjaga kepentingan strategisnya di Siloam.
Pengurangan kepemilikan saham tidak langsung itu adalah bagian dari strategi perseroan untuk lebih fokus pada operasional kawasan terpadu. Utang bersih LPKR pun diprediksi menurun jadi Rp4,3 triliun. "Hal ini meliputi kepemilikan land bank, pengembangan kawasan, perumahan, lahan industri, perhotelan, pusat perbelanjaan gaya hidup, dan taman pemakaman," kelas Marlo di keterangan resmi, dikutip Jumat (20/9).
LPKR bakal memakai dana hasil penjualan saham untuk melunasi utang, yang mencakup obligasi dalam dolar Amerika Serikat (AS) dan pinjaman lainnya. Selain itu, dana juga akan digunakan untuk meendukung investasi lebih lanjut, menyelesaikan proyek, serta sumber modal kerja.
Adapun, sejak mendirikan Siloam Hospitals pertama di Lippo Village pada 1992, Lippo Karawaci sudah mendorong pembangunan jaringan layanan kesehatan yang meliputi 41 rumah sakit dan lebih dari 70 klinik secara nasional.
Sebelumnya, Sight Investment melaksanakan penawaran tender sukarela atas saham SILO. Objek transaksi itu bernilai Rp2.850 per saham, yang melibatkan 5,85 miliar saham SILO.
Dus, perseroan memperoleh dana segar sebesar Rp6,88 triliun. Itu setera dengan 21,23 persen dari ekuitas perseroan. Pada 13 September 2024 lalu, Megapratama telah memperoleh pembayaran atas pelaksanaan transaksi.
Harga yang ditawarkan oleh Sight Investment sebesar Rp2.850 per saham adalah lebih tinggi dari harga rata-rata dari harga tertinggi perdagangan harian di bursa efek selama 90 hari terakhir sebelum pengumuman pernyataan tender sukarela yang dilakukan oleh Sight pada 1 Juli 2024, yakni Rp2.589 per saham.