Jakarta, FORTUNE - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menganggarkan total belanja modal US$430 juta pada 2024. Itu untuk bisnis minyak dan gas (migas) serta ketenagalistrikan.
Secara detail, belanja modal bisnis migas pada tahun ini mencapai US$350 juta. Sementara itu, US$80 juta lainnya untuk bisnis ketenagalistrikan. Nilai belanja modal kedua bisnis MEDC itu lebih tinggi dari 2023.
Sebelumnya, Medco Energi menghabiskan belanja modal sebesar US$333 juta sepanjang 2023, di luar akuisisi Oman. Itu terbagi menjadi US$261 juta untuk migas dan US$72 juta untuk bisnis ketenagalistrikan.
Sebagian besar dana itu dialokasikan untuk melanjutkan proyek pengembangan di Natuna, Corridor, dan fasilitas panas bumi di Ijen.
Dari segi kinerja operasional, Medco Energi membidik produksi migas sebesar 145 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD) pada 2024. Itu lebih rendah dari realisasi pada 2023, yang mana perseroan membukukan produksi migas 160 MBOEPD.
Lalu, untuk ketenagalistrikan, perseroan menargetkan penjualan di angka 4.100 GWh. Itu juga sedikit lebih rendah dari capaian 2023, yakni 4.155 GWh.
"Kami akan tetap berkomitmen pada kepemimpinan di bidang ESG, memperluas jangkauan energi terbarukan, mengembangkan portofolio gas," kata Direktur Utama Medco Energi Internasional, Hilmi Panigoro dalam keterangannya, dikutip Selasa (2/4).
Kinerja Medco Energi Internasional pada 2023
Pada 2023, Medco Energi Internasional meraih laba bersih sebesar US$330,67 juta, tertekan 37,71 persen (YoY) dari US$530,88 juta. Itu karena pengaruh harga komoditas.
Tak hanya laba, pendapatan MEDC juga menurun 3,03 persen (YoY) dari US$231 miliar pada 2022 menjadi US$2,24 miliar pada 2023.
Salah satu penyebabnya adalah kenaikan beban pokok pendapatan sebesar 14,15 persen (YoY) dari US$1,06 miliar di 2022 menjadi US$1,21 miliar di 2023.
Tak ayal, laba kotor perseroan terkikis 16,93 persen (YoY) menjadi US$1,03 miliar pada 2023, dari US$1,24 miliar pada 2022.
Kendati kinerja MEDC di 2023 tertekan, sahamnya malah menguat 3,14 persen ke harga Rp1.480 pada perdagangan sesi pertama, Selasa (2/4). Volume transaksinya mencapai 37,3 juta saham, dengan nilai transaksi Rp54,6 miliar dan frekuensi transaksi 3.500 kali.