Menelisik Rencana Empat Emiten Baru BEI Pekan Ini

Empat emiten itu adalah VAST, HALO, PACK, dan CHIP.

Menelisik Rencana Empat Emiten Baru BEI Pekan Ini
Bursa Efek Indonesia/Dok. Desy Y/Fortune Indonesia
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Empat emiten baru kembali debut di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pekan kedua Februari 2023, yakni: PT Vastland Indonesia Tbk (VAST), PT Haloni Jane Tbk (HALO), PT Solusi Kemasan Digital Tbk (PACK), dan PT Pelita Teknologi Global Tbk (CHIP).

Keempatnya terdaftar sebagai emiten keempat belas sampai dengan ketujuh belas, Rabu (8/2). Adapun, pada pembukaan perdagangan Kamis (9/2), harga saham CHIP dan HALO menghijau, sedangkan dua lainnya memerah.

Sebelumnya, di akhir hari perdana perdagangan, saham HALO dan CHIP menguat dari harga penawaran final. HALO naik dari Rp100 menjadi Rp117, sedangkan CHIP naik 16 basis poin menjadi Rp176. Di sisi lain, harga PACK dan VAST justru terkoreksi, masing-masing 16 basis poin dan 7 basis poin.

Setelah menjadi perusahaan terbuka, bagaimana rencana masing-masing perusahaan tersebut? Lalu, seperti apa kinerjanya?

Rencana dan kinerja

  • PT Vastland Indonesia Tbk (VAST)

VAST merupakan perusahaan di bidang usaha gudang. Konsep yang ditawarkan adalah gudang built to suit dengan kontrak jangka panjang (5–10 tahun) dan gudang general warehouse dengan kontrak 1–3 tahun.

Pada 2021, pendapatannya naik dari Rp19 miliar (2020) menjadi Rp22 miliar. Sementara itu, per September 2022, net leasable area (NLA) perseroan mencapai 70.000 meter persegi. 44.000 meter persegi merupakan built to suit.

Tingkat okupansinya mencapai 96,65 persen di periode tersebut. Setelah penawaran umum perdana, perseron menargetkan penambahan NLA 7.700 meter persegi dan landbank 7.900 meter persegi.

Dari IPO, VAST mengantongi dana Rp70,2 miliar. Yang mana dananya akan dipakai untuk:

- Membeli aset berupa bidang-bidang tanah dan bangunan (49,18 persen).

- Melunasi seluruh pinjaman berelasi kepada PT Bhinneka Kreasi Perdana (23,80 persen).

- Modal kerja, di antaranya untuk biaya operasional dan biaya-biaya dari transaksi jual beli seperti BPHTB dan notaris (27,02 persen).

Perseroan juga menyertai penerbitan Waran Seri I, dengan total dana dihimpun sejumlah Rp43,94 miliar. Itu akan digunakan sebagai modal kerja untuk biaya gaji, perbaikan dan pemeliharaam, biaya jasa profesional, perizinan, dan biaya operasinal lain.

  • PT Haloni Jane Tbk (HALO)

Haloni Jane memproduksi sarung tangan lateks seali pakai. Pada 2021, perseroan mengantongi pendapatan Rp455,1 miliar dan laba Rp93,9 miliar.

Melalui IPO, perseroan menghimpun dana Rp113,0 miliar. “Dana hasil penawaran umum ini akan kami gunakan untuk modal kerja yang akan dimanfaatkan sepenuhnya untuk ekspansi dan meningkatkan penjualan ke pasar internasional dan domestik,” kata Direktur Utama Haloni Jane, Louis Hans Laurence.

Sebelum IPO, perseroan telah berinvestasi demi meningkatkan kapasitas produksi sebesar 40 persen pada 2022, sehingga bisa menghasilkan lebih dari 1.200 juta sarung tangan per tahun. Seteah ini, perseroan akan membeli bahan baku seperti karet alami (lateks), fiilelr, sulfur, antioksidan, dan bahan penunjang produksi seperti inner box, master box, paper pouch, dan batu bara.

  • PT Solusi Kemasan Digital Tbk (PACK)

Solusi Kemasan Digital ini bergerak di bidang industri percetakan digital untuk kemasan fleksibel. Hingga Juli 2022, perseroan membukukan pendapatan 40,97 persen (YoY) menjadi Rp26,22 miliar. Sementara itu, pada tujuh bulan pertma, laba bersihnya mencapai Rp705,95 juta.

Lewat IPO, perseroan berharap untuk mendukung kebutuhan modal kerja dan belanja modal. Perseroan pun menerbitkan Waran Seri I dengan maksimal dana terhimpun Rp21,56 miliar.

Berdasarkan prospektus, 79 persen dana IPO akan digunakan sebagai modal kerja. Sementara sisanya untuk belanja modal. Secara detail, 79 persen lainnya terbagi menjadi:

- 19 persen untuk pemasaran luring seperti mensponsori acara yang melibatkan UMKM serta pemasaran digital.

- 60 persen untuk modal kerja, seperti untuk membeli bahan baku produksi.

Lalu, 21 persen dana untuk modal kerja akan ditujukan untuk mengembangkan sistem informasi dan teknologi FlexyPack System 2.0 berjangka waktu 4 tahun.

Sementara itu, dana hasil penerbitan waran juga akan berfungsi sebagai modal kerja, termasuk pembelian bahan baku dan biaya pemasaran dan promosi.

  • PT Pelita Teknologi Global Tbk (CHIP)

Pelita Teknologi Global bergerak di kegiatan konsultaasi dan perancangan IoT, serta industri smart card. Hingga Juli 2022, penjulannya mencapai Rp56,63 miliar, naik dari Rp33,25 miliar di periode serupa pada 2021. Sementara laba bersihnya mencapai Rp5,01 miliar.

Dana dari proses IPO CHIP mencapai Rp32 miliar. Dana itu akan dipakai untuk modal kerja, meliputi biaya operasional serta pembeilian barang dagangan. Ke depannya, perseroan berencana membagikan dividen maksimal 20 persen dari laba bersih yang akan datang.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024