Jakarta, FORTUNE – PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dikenal sebagai salah satu produsen rokok terbesar Indonesia. Namun, emiten itu tak hanya menggarap bidang tersebut.
Dari segi sumber pendapatan, perseroan juga memiliki segmen kertas karton dan lain-lain. Tapi, mengacu pada laporan keuangan kuartal ketiga 2022, kontribusi segmen rokok memang masih mendominasi pendapatan GGRM, dengan nominal Rp92,76 triliun. Sementara itu, dua segmen lainnya masing-masing hanya menyumbag Rp1,81 triliun dan Rp70,60 miliar.
Lebih lanjut, perusahaan tembakau raksasa itu juga menanamkan modal di sejumlah sektor melalui entitas anak miliknya. Lantas, bidang apa saja yang masuk dalam investasi Gudang Garam di luar bisnis rokok? Berikut ulasan informasinya, dilansir dari berbagai sumber.
Investasi Gudang Garam di luar bisnis rokok
- Jalan Tol
Pada 2019, Gudang Garam dan PT Suryaduta Investama berkongsi mendirikan PT Surya Kerta Agung (SKA) di Kediri. Struktur permodalannya saat itu meliputi: modal dasar senilai Rp200 miliar, serta modal ditempatkan dan disetor senilai Rp100 miliar (100.000 saham bernilai nominal Rp1 juta per lembar).
Dengan berdirinya SKA, GGRM masuk ke bidang pembangunan, peningkatan, pemeliharaan dan perbaikan jalan, jalan raya dan jalan tol, jembatan dan jalan layang. Itu pun termasuk kegiatan pembangunan, peningkatan, pemeliharaan penunjang, pelengkap dan perlengkapan jalan, jembatan, dan jalan layang. Sebut saja infrastruktur seperti pagar atau tembok penahan, marka jalan, rambu-rambu, dan drainase.
Adapun, awalnya Gudang Garam memiliki 99.999 lembar saham atau senilai Rp99,99 miliar. Sementara sisanya milik PT Suryaduta Investama.
Tapi, per 9 Januari 2023, modal dasar SKA sudah meningkat signifikan menjadi Rp8 triliun. Kepemilikan GGRM pun bertambah menjadi Rp8 triliun, setelah menyuntikkan modal Rp7 triliun.
“Penyetoran modal ditempatkan dan modal disetor itu akan dilakukan secara bertahap mulai Januari 2023,” kata Corporate Secretary GGRM, Heru Budiman, dikutip dari keterbukaan informasi BEI.
Peningkatan modal itu bertujuan menyokong rencana pelaksanaan proyek pembangunan Jalan Tol Kediri-Tulungagung, Jawa Timur, oleh SKA dan anak usahanya: PT Surya Kertaagung Toll (SKT).
- Bandara
Sebelum jalan tol, Gudang Garam juga telah menanamkan modal untuk pembangunan Bandar Udara Baru Dhoho di Kediri. Pada 7 September 2022, anak usaha GGRM, PT Surya Dhoho Investama menandatangani kerja sama KPBU (kerja sama antara pemerintah dan badan usaha) dengan Kementerian Perhubungan.
Perjanjian itu tindak lanjut dari penetapan GGRM sebagai Badan Uaha Pemrakarsa pada 1 Maret 2021. “Berdasarkan perjanjian KPBU itu, jangka waktu kerja sama adalah 50 tahun sejak tanggal operasi komersial tahap I,” tulis perseroan dalam keterbukaan informasi.
Modal untuk membangun bandara itu disalurkan dalam tiga tahap, yakni: Rp6,6 triliun (tahap I); Rp1,2 triliun (tahap II); dan Rp3 triliun (tahap III). Kapasitas penumpang di bandara juga akan naik bertahap, dengan detail: 1,5 juta tiap tahun (tahap I); 4,5 juta tiap tahun (tahap II); dan 10 juta tiap tahun (tahap III). Targetnya, bandara itu akan berjalan pada akhir 2023.