Menggali Prospek Saham Farmasi di Tahun Naga Kayu Ini

Bagaimana prospek saham-saham emiten farmasi?

Menggali Prospek Saham Farmasi di Tahun Naga Kayu Ini
Pixabay/Pexels
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Emiten sektor Farmasi diproyeksi berprospek positif pada 2024. Mengapa demikian? Apa saja katalisnya?

Pertama, karena volume penjualan diprediksi pulih pada tahun ini, berkat daya beli lebih kuat dan normalisasi kegiatan di luar ruangan. "Kami optimis di 2024 ini akan ada perbaikan dari dua tahun terakhir, yang diperkirakan akan mendorong pemulihan volume penjualan bagi emiten farmasi," tulis Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia (MASI), Andreas Saragih dalam risetnya, Jumat (12/1).

Optimisme terhadap pemulihan itu dilandasi sejumlah faktor. Pertama, karena status pandemi yang sudah berubah menjadi endemi sejak pertengahan 2023. Kedua, tingkat inflasi yang terkendali dan penyesuaian gaji ASN pada 2024, yang berpotensi mendongkrak daya beli lebih kuat. Ketiga, aktivitas perjalanan dan rekreasi diharap mampu mendorong permintaan secara keseluruhan.

Selain itu, MASI juga mengantisipasi adanya kenaikan anggaran kesehatan dan penerapan omnibus law kesehatan yang bisa berdampak terhadap penjualan produk farmasi. Pada 2024 ini, anggaran kesehatan mewakili 5,6 persen APBN, naik 8,1 persen dibandingkan 2023. Jika dibandingkan 2019 atau prapandemi, anggarannya bahkan meningkat 64 persen.

"Hal itu akan dicapai dengan memperluas akses layanan kesehatan di kota-kota lapis kedua dan ketiga dan mendukung langkah-langkah layanan kesehatan preventif," jelas Andreas.

Proyeksi valuasi emiten farmasi di 2024

Kendati demikian, MASI menyematkan peringkat netral terhadap sektor farmasi. Sebab, potensi pertumbuhan emiten dalam tinjauan MASIH cenderung terbatas.

Adapun, berikut ini proyeksi valuasi Saham dua emiten farmasi dalam cakupan MASI:

  • Kalbe Farma (KLBF)

Target harganya Rp1.760 per saham, dengan rasio price to earning (P/E) 23,3 kali pada 2024. Sementara itu, proyeksi yield dividennya di tahun ini adalah 2,0 persen, dengan return on equity (ROE) sebesar 14,2 persen. Per Jumat (12/1) ini, harga saham KLBF berada di level Rp1.595 per saham.

  • Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO)

Untuk SIDO, MASI menetapkan target harga Rp555 per saham, dengan rasio P/E 17 kali. Yield dividennya sendiri diprediksi mencapai 5,1 persen, sedangkan ROE-nya 27,8 persen. Per hari ini, harga SIDO adalah Rp520 per saham.

Para investor pun diminta mewaspadai sejumlah faktor risiko yang bisa mempengaruhi proyeksi itu, meliputi: permintaan yang lebih tinggi atau rendah; daya beli yang lebih tinggi atau rendah; harga bahan baku; dan kuat atau lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil