Menghitung Peluang Garis Akhir IHSG di 2024

Ini proyeksi laju IHSG sampai akhir 2024.

Menghitung Peluang Garis Akhir IHSG di 2024
Layar yang menunjukkan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Mandiri Sekuritas proyeksikan IHSG 7.460-7.640 di akhir 2024, berdasarkan asumsi pemotongan suku bunga The Fed pada triwulan IV 2024.
  • Mandiri Sekuritas soroti saham big caps, sektor consumer, dan telekomunikasi sebagai pilihan investasi. Saham sensitif terhadap perubahan suku bunga juga masuk sorotan.
  • DBS Group Research prediksi IHSG bisa mencapai level 7.750 akhir tahun, didukung oleh penguatan kurs rupiah, pertumbuhan ekonomi yang terjaga, valuasi di bawah rata-rata 10 tahun belakangan, dan peluang pemangkasan suku bunga.

Jakarta, FORTUNE - Mandiri Sekuritas memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) bisa menyentuh level antara 7.460–7.640 di akhir 2024. 

Estimasi tersebut tak berubah dari target pada awal tahun. Menurut Head of Equity Research Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer, proyeksi itu berlandaskan asumsi pemotongan suku bunga acuan The Fed pada triwulan IV 2024. 

Untuk sektor, Mandiri Sekuritas menyoroti saham-saham berkapitalisasi besar (big caps). "Selain itu, kami juga menjagokan saham-saham sektor consumer dan telekomunikasi," ujar Joezer, dikutip Kamis (8/8).

Lebih lanjut, saham-saham dari sektor yang sensitif terhadap perubahan suku bunga pun turut masuk dalam sorotan Mandiri Sekuritas, seiring dengan ekspektasi dimulainya tren penurunan suku bunga oleh The Fed.

Sebab, jika hal itu sudah direalisasikan, maka deretan saham yang tergolong sensitif akan suku bunga pun akan menerima dampak positif. Namun demikian, sampai The Fed benar-benar memutuskan menurunkan suku bunga, saham berfundamental baik masih menjadi pilihan utama.

Berbeda dengan Mandiri Sekuritas, DBS Group Research memprediksi IHSG bisa mencapai level 7.750 sampai akhir tahun. Equities Specialist DBS Group Research, Maynard Arif mengatakan, ada sejumlah katalis pendukung perkiraan itu.

Pertama adalah faktor penguatan kurs rupiah pada semester II 2024. Kedua, pertumbuhan ekonomi yang diprediksi masih terjaga di level 5,0 persen hingga akhir 2024. Hal itu diharap mampu menjaga pertumbuhan profit para emiten di semester II 2024.

"Namun, soal pertumbuhan itu yang masih tanda tanya. Karena pertama, faktor dari asing kan, yang sentimennya berubah setiap bulan tergantung data Amerika. Yang penting adalah faktor domestik, yang lebih ke pertumbuhan emiten," jelas Maynard.

Adapun, apabila nantinya pertumbuhan kinerja emiten berada di bawah ekspektasi, maka DBS Group Research akan merevisi target IHSG lagi.

Katalis ketiga adalah valuasi yang berada di bawah rata-rata 10 tahun belakangan, yang bisa menarik minat investor asing. Katalis keempat adalah peluang pemangkasan suku bunga.

"Jika suku bunga menurun, biasanya kupon bon juga menurun, yield-nya juga, kami harap dengan pertumbuhan terjaga, investor bisa mengalokasikan dana masuk ke saham lagi," jelas Maynard.

Pada Kamis sore, IHSG ditutup menurun 0,24 persen ke level 7.195,12, setelah dibuka di level 7.212,74. 

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil