Mengukur Peluang Penguatan Lanjutan IHSG Jelang FOMC The Fed

The Fed akan gelar FOMC pada pekan depan.

Mengukur Peluang Penguatan Lanjutan IHSG Jelang FOMC The Fed
Proyeksi pergerakan IHSG. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • IHSG diperkirakan menguat meski dibayangi hasil keputusan rapat The Fed pekan depan
  • CGS International Sekuritas Indonesia proyeksikan IHSG melaju bervariasi dengan kisaran support 7.680/7.640 dan resisten 7.765/7.805
  • Sentimen positif dari kenaikan harga batu bara, timah, dan aksi beli investor asing menjadi katalis IHSG

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) diperkirakan akan menguat walaupun dibayangi oleh hasil keputusan rapat The Fed pada pekan depan.

Pada Senin (9/9), CGS International Sekuritas Indonesia memproyeksikan IHSG melaju bervariasi, dengan kecenderungan menguat. "Dengan kisaran support 7.680/7.640 dan resisten 7.765/7.805," kata tim riset CGS dalam riset hariannya.

Adapun, menurut CGS International Sekuritas Indonesia, sentimen IHSG juga akan berasal dari rilis data nonfarm payrolls Amerika Serikat (AS) yang investor nantikan dengan harap-harap cemas.

Namun, akan ada katalis positif dari kenaikan harga batu bara, timah, dan berlanjutnya aksi beli investor asing dalam jumlah relatif besar. Hal itu sejalan dengan optimisme terhadap prospek pemangkasan suku bunga di AS.

Di tengah sentimen-sentimen itu, CGS International Sekuritas Indonesia menyoroti saham-saham berikut ini: BREN, BBRI, ARTO, INDF, BFIN, dan TINS.

Sementara itu, Phintraco Sekuritas memprediksi IHSG hari ini akan melaju di rentang support 7.600 dan pivot 7.650, dengan potensi menguji level resisten di 7.750.

Indeks-indeks Wall Street melemah di Jumat (6/9). Bersamaan dengan pelemahan tersebut, indeks-indeks Wall Street mengalami pelemahan mingguan terdalam dalam beberapa tahun terakhir. Pemicu utama adalah kecenderungan profit taking yang dipicu oleh realisasi sejumlah data ketenagakerjaan di AS. Terbaru, Non-Farm Payrolls tumbuh 142.000 pada Agustus 2024, turun dari 161.000 pada Juli 2024. Selain itu, ekspektasi kinerja keuangan perusahaan teknologi AS pada kuartal III 2024 yang tidak terlalu solid turut memicu pelemahan tersebut.

Berlawanan dengan indeks global, IHSG ditutup mencatatkan all-time high baru di level 7.721,846 (+0,53 persen) pada perdagangan Jumat (6/9). "Secara teknikal, terbentuk golden cross pada Stochastic RSI. IHSG berpotensi uji resistance pada level 7.750 pada Senin (9/9) dan diperkirakan bertahan di atas 7.600 di pekan ini," jelas Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan.

Pekan ini diperkirakan dibayangi oleh sikap antisipatif pasar terhadap hasil FOMC the Fed pada pekan depan (17-18 September 2024). CME FedWatch Tools mencatat peluang pemangkasan sebesar 100 persen dalam FOMC tersebut. Di pekan yang sama, pasar mengantisipasi RDG BI yang diperkirakan masih menahan sukubunga acuan. BI diperkirakan baru memangkas sukubunga acuan di kuartal IV 2024.

Saham-saham yang dapat diperhatikan meliputi BFIN, SSMS, BBTN, ESSA, HMSP, dan ERAA.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya