Jakarta, FORTUNE – Pemilihan umum (pemilu) serentak pada 2024 bagai durian runtuh bagi sejumlah emiten di berbagai sektor di pasar modal. Apa saja sektor yang dimaksud?
Demi mempersiapkan kontestasi politik pada kuartal pertama 2024 itu, pemerintah mengucurkan dana Rp21,86 triliun dari total Rp3.061 triliun dana APBN 2023. Bahkan, Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) memperkirakan dana pemilu mencapai Rp110,4 triliun; meningkat 2,5 kali lipat dari 2019 lalu.
“Sebagian besar [dana] akan mulai dibelanjakan pada paruh kedua 2023, sehingga akan mendorong daya beli masyarakat serta perputaran ekonomi,” ujar Chief Economist & Investment Strategist MAMI, Katarina Setiawan, dikutip Rabu (18/1).
Senada, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus pun melihat hal itu sebagai katalis positif di tengah ketidakpastian dan tantangan ekonomi makro pada 2023.
Menurutnya, ini momentum bagi pelaku industri bertumbuh dan berkembang karena adanya kenaikan belanja pemerintah dan para calon-calon kandidat pemilu. Asal, harapan pasar agar pemilu berjalan stabil dan kondusif terwujud.
“[Hal itu] akan meningkatkan kepercayaan pelaku usaha, investor, dan masyarakat sehingga memberikan peluang terhadap peningkatan aktivitas dunia usaha,” kata Nico, Rabu (18/1).
Sektor emiten pasar modal yang diuntungkan jelang pemilu 2024
Potensi kenaikan belanja dan konsumsi itu akan mendongkrak konsumsi serta menambah likuiditas. Dus, sejumlah sektor pun akan merasakan dampak positifnya. Berikut sektor-sektor emiten pasar modal yang diuntungkan menjelang pemilu 2024:
- Sektor consumer
Senior Portofolio Manager Equity MAMI, Samuel Kesuma mengatakan, potensi kenaikan konsumsi domestik bisa menjadi berkah tersendiri bagi sektor consumer. Itu terjadi juga karena belanja pemerintah terkait kebutuhan pemilu.
- Sektor makanan dan minuman
Sepakat dengan Katarina dan Nico, Chief Economist Mandiri Sekuritas, Leo Putera Rinaldy juga menyebut penyelenggaraan pesta demokrasi tahun depan akan mendorong konsumsi masyarakat. Ia memproyeksikan injeksi modal pemilu 2024 berkisar di antara 0,6 persen hingga 1,3 persen dari PDB.
“Sektor yang sudah pasti menjanjikan, makanan dan minuman. Itu salah satu sektor yang oke,” ujarnya dalam konferensi pers di Menara Mandiri pekan lalu.
- Sektor telekomunikasi
Selain makanan dan minuman, Leo juga menyebut sektor telekomunikasi juga diuntungkan dengan adanya pemilu. Khususnya di bidang telekomunikasi digital. Sebab, ada pergeseran profil para pemberi suara, yang mana 63 persennya didominasi oleh milenial dan generasi Z. Berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya.
Ia berujar, “Profil mereka muda, kami lihat tipe konsumsinya juga mungkin ada perbedaan.”
- Sektor media
Ini berkaitan dengan sektor sebelumnya. Emiten media, termasuk media sosial dan digital, juga akan mendapatkan durian runtuh menjelang pemilu 2024. Sebab, para pemberi suara generasi muda lebih sering mengonsumsi informasi dari internet.
Nico segendang sepenarian. Menurutnya, sektor media dan consumer akan mendorong pasar saham untuk perform. Apalagi, menjelang pemilu, pasar saham bergerak baik setelah pemilu pada 2019, walau secara sektoral pergerakannya dinamis.
- Sektor konstruksi dan infrastruktur
Selain sektor-sektor itu, Nico juga menyoroti sektor konstruksi di masa kepemimpinan yang baru, apakah masih akan menjadi prioritas? Mengingat wacana pembangunan IKN di Kalimantan mendatangkan kontrak baru bagi sektor tersebut.
Pembangunan infrastruktur jalan tol demi melengkapi konektivitas juga bisa menjadi katalis pendongkrak emiten-emiten tersebut. “Ini membuka peluang permintaan infrastruktur, apalagi Indonesia negara kepulauan sehingga biaya [pengiriman] lebih murah jika ditopang infrastruktur yang baik,” jelasnya.
Tak hanya berdampak positif secara sektoral, pemilu diproyeksi juga dapat mendorong pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan. Menurut Nico, hal itu akan mulai berlaku pada paruh kedua 2023 dan berlanjut pada 2024.