Jakarta, FORTUNE - Saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) melemah 7,75 persen ke harga Rp2.380 sepanjang perdagangan Kamis (16/5), sehari setelah kabar terbaru ihwal rencana Merger XL dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mengudara.
Di sisi lain, saham FREN yang sempat dibuka menguat ke harga Rp51, ditutup stagnan di harga Rp50, seperti pada perdagangan kemarin.
Sebelumnya, induk XL Axiata, Axiata Group Bhd, sudah menandatangani nota kesepahaman tak mengikat dengan Grup Sinar Mas lewat PT Wahana Inti Nusantara (WIN), PT Global Nusa Data (GND), dan PT Bali Media Telekomunikasi (BMT). Langkah itu bertujuan untuk menjajaki aksi merger EXCL dan FREN guna mendirikan entitas baru bernama MergeCo.
Namun demikian, itu masih berada di fase evaluasi awal karena kedua grup konglomerasi tersebut ingin menjadi pemegang saham pengendali dari MergeCo, demikian menurut Tim Riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia (MASI).
Lantas, bagaimana prospek kedua emiten telekomunikasi tersebut jika nantinya merger benar-benar terjadi?
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis menilai, rencana merger menawarkan keuntungan. Sebab, ia melihat adanya nilai tambah, baik untuk EXCL maupun FREN, dengan adanya gabungan alokasi spektrum dan optimalisasi lokasi menara. Hal itu dapat memungkinkan MergeCo menawarkan pengalaman konsumen, sebagaimana yang disoroti dalam MoU.
"Oleh karena itu, kami yakin nilai gabungan perusahaan telekomunikasi harus bernilai lebih dari nilai total kedua entitas yang berdiri sendiri, serupa dengan sinergi merger Indosat Ooredo Hutchison," katanya dalam riset, Kamis.
Dalam keterangan dari Grup Axiata dan Sinar Mas, kedua grup konglomerasi itu bakal memiliki saham pengendali di MergerCo. MoU juga menyebut, Axiata dan EXCL akan menjajakan skala dan keahlian di bidang keuangan serta telekomunikasi, sedangkan Sinar Mas menawarkan skala lokal dan pengetahuan pasar.
BRI Danareksa Sekuritas mengasumsikan EXCL akan menjadi entitas yang bertahan dalam kesepakatan pertukaran saham karena branding yang kuat, keahlian telekomunikasi, dan kebutuhan Grup Axiata mempertahankan skala di basis regional.
"EBITDA entitas gabungan menunjukkan, Axiata dan Sinar Mas mungkin memiliki [kepemilikan] sekitar 75 persen banding 25 persen di MergeCo ke depannya. Karena itu, Sinar Mas mungkin dapat melakukan top-up melalui waran FREN yang masih beredar [di pasar] untuk memperoleh kendali lebih besar," jelas Nico.
BRI Danareksa Sekuritas menetapkan target harga Rp3.300 untuk EXCL, lebih tinggi 27,9 persen dari harga Rp2.580 atau harga pada 15 Mei 2024.
Di sisi lain, Investment Analyst Stockbit Sekuritas, Theodorus Melvin mengatakan, ada sejumlah hal yang mesti diamati mengenai rencana aksi korporasi itu. Mengacu pada asumsi bahwa merger menggunakan metode konversi saham, rasio pertukaran gabungan pun bersifat krusial.
"Rasio itu akan menentukan apa transaksi itu positif atau negatif bagi EXCL atau FREN berdasarkan implied valuation-nya," jelas Melvin dalam risetnya.
Lalu, ia menyoroti perbedaan antara rencana merger EXCL-FREN dengan aksi Indosat-Hutchison 3 Indonesia. Yang mana aksi pertama melibatkan dua emiten, sedangkan yang kedua terdiri dari satu emitendan satu perusahaan tertutup.