Jakarta, FORTUNE - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) akan membayarkan dividen interim senilai Rp15 per saham untuk tahun buku 2023.
Keputusan itu diambil di tengah menurunnya pendapatan dan laba bersih Medco Energi pada sembilan bulan pertama 2023.
Untuk periode disebut, laba bersih perseroan mencapai US$242,3 juta atau lebih kecil 39,5 persen (YoY) dari US$400,9 juta pada periode sama tahun sebelumnya. Pendapatannya pun turun 4,5 persen (YoY) dari US$1,7 miliar menjadi US$1,6 miliar.
Bersamaan dengan itu, Medco mencetak EBITDA senilai US$941 juta yang mencerminkan penurunan harga minyak dan gas, serta berkurangnya kontribusi PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).
AMMN hanya menyumbang laba bersih US$13 juta, turun US$159 juta dibandingkan dengan periode serupa pada 2022.
"Untuk meningkatkan nilai perseroan, kami akan terus fokus pada cost leadership dan penyelesaian proyek utama," tulis CEO Medco Energi, Roberto Lorato, dalam keterangan resmi yang dikutip Kamis (2/11).
Contoh proyeknya adalah pembaruan GSA domestik Corridor yang sedang berjalan, dan diperkirakan akan ditandatangani sebelum akhir 2023.
Panduan kinerja 2023 Medco Energi
Direktur Utama Medco Energi Internasional, Hilmi Panigoro, berharap bisa terus mencatatan pertumbuhan yang berkelanjutan di tengah kinerja keuangan yang melemah, "Dengan membaiknya harga komoditas dan permintaan energi," katanya dalam keterangan resmi.
Perseroan pun menetapkan panduan untuk 2023, yakni:
- Produksi minyak dan gas sebesar 160 mboepd.
- Penjualan ketenagalistrikan 4.000 GWh.
- Biaya produksi minyak dan gas di bawah US$10 per barel oil equivalent (BOE).
- Total belanja modal minyak dan gas US$250 juta dan ketenagalistrikan US$80 juta.
Selama sembilan bulan pertama 2023, produksi minyak dan gas Medco Energi telah mencapai 161 MBOEPD dengan biaya produksi US$7,5 per BOE.
Belanja modal untuk minyak dan gas telah mencapai US$155 juta, terutama untuk penyelesaian sejumlah proyek pembangunan di Natuna dan Corridor.
Untuk bisnis ketenagalistrikan, Medco Power mencetak penjualan sebesar 3.079 GWh, naik 5 persen (YoY) ketimbang capaian tahun lalu berkat kontribusi IPP berbahan bakar gas di Riau sebesar 275 MW dan fasilitas pembangkit listrik tenaga surya di Sumbawa sebesar 26 MWp.
20 persen penjualan ketenagalistrikan Grup Medco berasal dari sumber energi terbarukan (EBT).
Bersamaan dengan itu, realisasi harga listrik rata-rata Medco Power mencapai AS¢ 3,7/kwh, di luar biaya bahan bakar atau naik 2,8 persen dibandingkan tahun lalu.
Belanja modal bisnis ketenagalistrikan Grup Medco sendiri telah mencapai US$55 juta, khususnya untuk penyelesaian pengembangan pembangit listrik geotermal Ijen 34 MW, yang dijadwalkan selesai pada Desember 2024.
Sementara itu, bisnis AMMN membukukan produksi tembaga sebesar 199 Mlbs dan produksi emas 259 Koz. Realisasi harga rata-rata tembaga adalah US$4,0/lbs.
Dalam bisnis tersebut, pembangunan smelter diprediksi akan mencapai kemajuan lebih dari 70 persen pada akhir 2023.