Mirae Asset Dongkrak Target IHSG 2024 Jadi 7.915, Mengapa?

Pada Senin (2/9) siang, IHSG menyentuh level 7.704,02.

Mirae Asset Dongkrak Target IHSG 2024 Jadi 7.915, Mengapa?
Proyeksi pergerakan IHSG. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Mirae Asset Sekuritas Indonesia (MASI) meningkatkan target IHSG menjadi 7.915 hingga akhir 2024, naik 4,35 persen dari proyeksi sebelumnya.
  • Penyebabnya adalah arus masuk modal asing yang kuat dan kebijakan pemangkasan suku bunga, dengan pasar modal Indonesia menunjukkan kinerja solid.
  • Sentimen positif datang dari pasar global dan prediksi penurunan suku bunga The Fed, mempengaruhi sektor perbankan, farmasi, telekomunikasi, dan lainnya.

Jakarta, FORTUNE - Mirae Asset Sekuritas Indonesia (MASI) meningkatkan target Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) menjadi 7.915 hingga akhir 2024.

Sebelumnya, tim MASI memproyeksikan IHSG akan mencapai level 7.585, yang mengindikasikan kenaikan target sebesar 4,35 persen. Mengapa demikian? Apa saja katalis positifnya?

"Kami yakin masih ada ruang bagi IHSG untuk melanjutkan lintasan kenaikannya yang didorong oleh arus masuk modal asing yang kuat dan kebijakan pemangkasan suku bunga," jelas Chief Economist & Head of Research MASI, Rully Wisnubroto dalam riset terbarunya, Senin (2/9).

Menurutnya, pada Agustus 2024, pasar modal Indonesia telah menunjukkan kinerja solid. Salah satu indikasinya adalah IHSG yang sempat menyentuh all time high, lalu ditutup di level 7.670,7, naik 5,7 persen (year to date).

Sentimen positifnya datang dari pasar global, khususnya ekspektasi penurunan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin pada rapat FOMC di September ini. Bahkan, pasar memprediksikan The Fed akan mengambil langkah agresif, dengan peluang pemangkasan suku bunga hingga 75 basis poin atau lebih dalam tiga pertemuan bulanannya tahun ini.

Kendati demikian, MASI memproyeksikan penurunan suku bunga The Fed akan lebih terukur dari itu. Dengan prediksi penurunan 25 basis poin pada September menjadi 5,25 persen. Ditambah dengan peluang lanjutan pemotongan 25 basis poin antara November atau Desember. Dus, FFR diestimasikan mencapai level 5,0 persen di akhir 2024.

"Oleh karena itu, kami memprediksi volatilitas yang lebih tinggi dalam jangka menengah ketika pasar akan menyesuaikan ekspektasi pemangkasan FFR, seperti yang terjadi pada semester pertama 2024," jelas Rully.

Dari segi ekonomi, risiko resesi global telah menurun. IMF pun telah merevisi target pertumbuhan ekonomi global dari 3,2 persen menjadi 3,3 persen (YoY) pada 2025. Rully menambahkan, kondisi geopolitik saat ini menunjukkan peningkatan volatilitas dalam jangka pendek hingga menengah.

Ekonomi Cina pun diproyeksikan naik 5,0 persen (YoY) pada 2024, dari estimasi sebelumnya, 4,6 persen. Begitu pula dengan target pertumbuhan ekonomi India yang naik dari 6,8 persen (YoY) menjadi 7,0 persen.

"Lebih lanjut, kenaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi Cina pada 2024 ini berpotensi meningkatkan dampak positif terhadap ekspor Indonesia, mendorong penguatan neraca dagang Indonesia yang telah melemah tahun ini," jelasnya lagi.

Adapun, dengan sentimen-sentimen itu, MASI menyoroti sejumlah sektor yang akan mengantongi dampak positif, yakni: perbankan, non-cyclical consumer goodscyclical consumer goods, farmasi, perindustrian, dan telekomunikasi.

Daftar saham pilihan MASI hingga akhir tahun, yakni: ASII, TLKM, BMRI, BBCA, BBRI, ICBP, MYOR, MAPI, ACES, dan SIDO.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil