Jakarta, FORTUNE - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia (MASI) memprediksi sektor ritel dan pasar saham akan diuntungkan dari potensi pemangkasan suku bunga di kuartal IV 2024.
Head of Investment Information Mirae Asset, Martha Christina menyo mencatat, sinyal pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin (bps) kian menguat. Konsensus pasar pun menunjukkan ekspektasi pemotongan suku bunga sebanyak tiga kali, dengan total besaran 75 bps.
"Sedangkan untuk suku bunga BI, kami perkirakan menurun sampai level 5,75 persen di akhir tahun. Artinya, dalam empat kali rapat ke depan, ada peluang turun dua kali," katanya di acara Media Day: September 2024 by Mirae Asset, Kamis (12/9).
Penurunan suku bunga tersebut diperkirakan akan memperkuat daya beli masyarakat serta mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga. Itu akan menambah sentimen positif yang telah menambah aliran modal asing ke pasar modal Indonesia selama Juli–Agustus 2024, yang berjumlah Rp15,2 triliun.
Lebih lanjut, MASI memproyeksikan konsumsi rumah tangga tumbuh jadi 4,85 persen pada 2024 dan 4,92 persen pada 2025, dari 4,82 persen pada 2023. Penguatan diprediksi terjadi di kuartal IV 2024.
Untuk sektor dan saham pilihan di pasar saham, MASI menyoroti dua sektor, yaitu perbankan (BMRI, BBCA, BBRI) dan sektor ritel. Itu karena fundamental perusahaan di sektor tersebut.
Tiga saham bank raksasa pun masuk ke dalam 10 saham pilihan yang masuk ke dalam top picks Mirae Asset, bersama dengan ASII, TLKM, ICBP, MYOR, MAPI, ACES, dan SIDO.
Research Analyst Mirae Asset, Abyan Habib Yuntoharjo pun memandang positif prospek sektor ritel. Katalisnya mencakup: urbanisasi, peningkatan adopsi teknologi digital, ekspektasi penurunan suku bunga, yang akan berdampak positif pada daya beli masyarakat, dan adanya festive season di akhir tahun.
Dengan latar belakang itu, Abyan menyoroti saham ACES dan MAPI. Target harga untuk ACES adalah Rp 1.100, sedangkan MAPI Rp 1.900. Dari segi rasio price to earning (P/E), MASI memprediksi milik ACES akan mencapai 14,8 kali (2024) dan MAPI 12,3 kali (2024).
“Investor disarankan untuk mempertimbangkan saham-saham di sektor ritel, yang diprediksi akan mendapatkan keuntungan dari momentum pemulihan ekonomi dan peningkatan konsumsi domestik,” kata Abyan.