Jakarta, FORTUNE - Calon emiten perkapalan, PT Newport Marine Services Tbk (BOAT), memulai penawaran awal atau bookbuilding pencatatan saham perdana. Harga yang dipatok berkisar antara Rp100–Rp120 per saham.
Masa penawaran awal BOAT berlangsung mulai Senin (21/10) sampai dengan Jumat (25/10). Perseroan sendiri menawarkan 1,00 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp5 per saham pada IPO tersebut. Itu mewakili 28,57 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh.
"Jumlah seluruh nilai penawaran umum perdana saham ini maksimal Rp120,05 miliar," demikian menurut prospektus BOAT, dikutip dari situs web e-IPO, Senin.
Setelah IPO, perseroan akan memanfaatkan dananya untuk sejumlah kebutuhan, yang meliputi:
- Rp75 miliar atau US$4,78 juta untuk pelunasan sebagian pokok pinjaman perseroan.
- Sisanya akan perseroan gunakan sebagai modal kerja, yaitu membiayai sewa kapal sewa guna mendukung pendapatan dari kapal sewa, seperti tongkang dan anchor handling tug. Itu juga akan dipakai untuk biaya bahan bakar kapal dan kegiatan operasional lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha utama BOAT.
Per akhir April 2024, BOAT membukukan pendapatan senilai US$3,10 juta. Laba bersihnya berjumlah US$1.684 pada periode yang sama. Sementara laba per saham dasarnya sebesar US$0,13.
Dari segi struktur permodalan, BOAT memiliki modal dasar senilai Rp1 miliar dengan 1.000 saham. Susunan pemegang sahamnya sebelum IPO terdiri dari:
- Sujaya Soekarno Putra dengan kepemilikan 40 persen atau 100 saham dengan nilai Rp100 juta.
- Surya Soekarno Putra dengan kepemilikan 30 persen atau 75 saham dengan nilai Rp75 juta.
- Dharmawati Djuhana dengan kepemilikan 30 persen atau 75 saham dengan nilai Rp75 juta.
BOAT atau NMS didirikan pada 2018 sebagai perusahaan pelayaran domestik. Kapal pertama mereka dibeli pada 2009, yakni NMS Adventurer.
Bisnis NMS pun terus berkembang. Pada 2016, perseroan telah memiliki 10 kapal. Saat itu, NMS juga membentuk perusahaan kongsi dengan Fendercare Pte Ltd untuk berekspansi ke layanan subsea di Indonesia. Namun, kini perusahaan patungannya telah dihentikan.
Pada 2018, NMS berhasil mengamankan kesempatan untuk merambah pelayanan luar negeri. Dua tahun setelahnya, perseroan memperoleh kontrak oil barge plus tug pertama untuk menyimpan minyak mentah oleh EMP Malacca Strait.
Ekspansi internasionalnya berlanjut ketika NMS dilibatkan oleh salvor internasional membantu kapal curah yang dikandangkan pada 2022. Itu merupakan kontrak penyelamatan besar pertama perseroan, dengan waktu penyelesaian 2 bulan.
