New York, FORTUNE - Negara-negara produsen minyak, OPEC+ siap meningkatkan produksi minyak secara moderat, yang didukung permintaan konsumen kelas atas. Harga minyak pun sedikit meningkat pada akhir perdagangan Rabu (3/2) atau Kamis (3/2) WIB.
Sebagai informasi, minyak mentah Brent untuk pengiriman April naik 31 sen menjadi US$89,47 per barel. Di sisi lain, minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) AS pengiriman Maret naik 6 sen menjadi US$88,26 per barel.
Beberapa hari terakhir, harga minyak Brent mendekati harga US$90. Penyebabnya adalah kekhawatiran jangka panjang pasar terhadap pasokan mulai ketat di negara-negara produsen minyak dunia yang memicu naiknya permintaan.
Sebelumnya, pada akhir pekan lalu (28/1), dua harga minyak acuan mencapai level tertinggi sejak Oktober 2014. Di mana Brent mencapai harga US$91,70 per AS dan minyak mentah AS menyentuh US$88,84 dolar per barel.
Harga Masih Berpotensi Naik
Dalam riset harian, Pilarmas Investindo Sekuritas menyoroti langkah OPEC+ dalam meningkatkan kapasitas produksi menjadi 400 ribu barel per hari pada Maret 2022. Sebanyak 23 negara koalisi menyetujui rencana itu. Akan tetapi, sejumlah negara produsen khawatir tidak bisa memenuhi pasokan bila produksi ditingkatkan.
“Kurangnya investasi dan kerusuhan milisi berdampak terhadap eksportir dari Nigeria ke Libra, sehingga beban produksi diberikan kepada rekan-rekan di negara Timur Tengah,” tulis Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus dalam risetnya, Kamis (3/2).
Pada akhirnya, kekurangan produksi itu ikut mendongkrak harga minyak mentah ke titik tertinggi, yakni melampaui US$90 per barel. Hal ini akhrinya mendorong inflasi yang membuat deretan Bank Sentral dunia kewalahan.
Untuk saat ini saja, kapasitas cadangan masih terbatas bagi Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Irak, dan Kuwait. Jika pasokan kian menurun dan tak bisa mengikuti permintaan, maka harga minyak berpotensi terus naik hingga level US$100 per barel.
“OPEC+ bergerak dengan sangat cepat untuk menutupi kekurangan pasokan, namun hal ini akan mendorong kapasitas cadangan minyak akan mengalami penurunan dengan sangat cepat,” tambah Nico dan tim.
Sejauh ini, 13 negara OPEC telah menaikkan kapasitas produksi. Namun peningkatan masih terbatas, hanya 50 ribu barel per hari pada Januari. Itu karena kurangnya produksi sebesar 140 ribu barel per hari di Libya. Sementara, 10 negara OPEC lain masih berupaya mengelola produksi hingga manaikkan pasokan 160 ribu barel per hari pada bulan yang sama.