Jakarta, FORTUNE - Perushahaan pengelola pusat data (data center) milik pengusaha Otto Toto Sugiri, PT Indointernet Tbk (EDGE) memprediksi pertumbuhan 20 persen kontrak EDGE 1 tahun ini.
EDGE 1 merupakan kapasitas pusat data pertama dengan energi terbarukan (EBT) PLN di Jakarta, yang akan diperluas pada tahun ini. Sebelumnya, pusat data EDGE 1 milik entitas anak DCII itu tercatat meraih kontrak lebih dari 60 persen dari jumlah kapasitas sebesar 6 megawatt.
Pada akhir 2022, EDGE memproyeksikan kapasitas terkontrak akan mencapai lebih dari 80 persen total kapasitas EDGE 1. “Hal itu akan meningkatkan pendapatan dan laba dari Indonet yang dikontribusikan anak perusahaan EDGE,” kata Wakil Komisaris Utama Indointernet, Otto di acara paparan publik virtual EDGE, Kamis (16/6).
Pertumbuhan permintaan layanan pusat data
Otto mengaku optimistis dengan permintaan di pasar pusat data Indonesia. Sebab, saat ini, mayoritas data penduduk Indonesia di ruang maya masih tersimpan di pusat data Singapura. Ini mengakibatkan terciptanya rata-rata latensi di atas 20 mili sekon.
Sebagai contoh, 60 juta data pengguna Facebook yang pusat datanya di Singapura. Ke depan, jika Facebook benar-benar akan mengaplikasikan konten Metavere di Indonesia, maka dibutuhkan internet dengan latensi lebih rendah.
“Dengan konten yang begitu berat, ke depan itu latensi yang diharapkan di bawah 2 mili sekon. Ini yang menjadi peluang untuk Indonet menyediakan fasilitas pusat data berlatensi rendah. Karena itu Indonet itu membangun data center di tengah kota,” jelas Otto.
Perluasan EDGE 1 dan pembangunan EDGE 2
Seiring besarnya potensi pasar, perseroan segera memperluas dan merampungka pusat data EDGE 1. Mayoritas belanja modal EDGE pada kuartal I 2022 saja digelontorkan untuk EDGE 1.
Bahkan, Direktur Utama Indointernet, Karla Winata menambahkan perseroan tengah bersiap mendirikan pusat data kedua, EDGE 2.
EDGE 2 sendiri akan berlokasi di Kuningan Center dengan total area lebih dari 6.000 meter persegi. Kapaitasnya melampaui 20 mega watt. Saat ini, EDGE 2 masih di tahap desain dan ditargetkan siap beroperasi pada 2023.
Dana yang disiapkan kurang lebih berjumlah Rp2,8 triliun. “Selain menggunakan dana kas perusahaan, juga memakai dana (pinjaman) dari BCA,” ujar Karla.