Jakarta, FORTUNE - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memproyeksikan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) dapat mencapai Rp13,5 triliun pada 2025 berbekal hari bursa sejumlah 242 hari.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman menyebut, angka itu lebih tinggi dari target pada 2024, yakni Rp12,25 triliun. "Secara target RNTH, kami tetap optimistis," ujar Iman di konferensi pers RUPSLB BEI 2024, Rabu (23/10).
Proyeksi itu dilandasi oleh sejumlah faktor ekonomi, termasuk tren penurunan suku bunga global dan inflasi, keyakinan pada kebijakan ekonomi di bawah pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, serta peluang pertumbuhan emiten dan investor pasar modal.
Bersamaan dengan itu, BEI membidik 2 juta investor pasar modal baru, juga total pencatatan sebanyak 407 efek (mencakup saham, emisi obligasi, dan yang lainnya seperti ETF; DIRE; DINFRA; efek beragun aset; dan emisi waran terstruktur).
Bagaimana dengan proyeksi kinerja dalam RKAT (Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan) 2025? BEI memprediksikan pendapatannya akan bertumbuh 9,01 persen (YoY) menjadi Rp1,78 triliun pada 2025, dari Rp1,64 triliun pada RKAT 2024 versi revisi.
Sementara laba bersih BEI di 2025 diproyeksi mencapai Rp275,02 miliar, naik tipis 1,53 persen (YoY) dari Rp270,90 miliar pada RKAT 2024 revisi.
"Terhadap seluruh proyeksi keuangan itu, cost to income ratio BEI adalah 81,4 persen atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata sejak 2014," kata Iman lagi.
Terkait belanja investasi pada 2024, BEI pun telah memperhitungkan kecukupannya. Itu terefleksi pada jumlah kas, setara kas, dan aset keuangan lainnya yang mencapai Rp3,1 triliun atau lebih tinggi 2,6 persen (YoY) dari RKAT 2024 revisi.
Bagaimana dengan total aset dan ekuitas perseroan? Masing-masing niilainya diproyeksi mencapai Rp7 triliun dan lebih dari Rp6 triliun pada akhir 2025.
Adapun, RKAT 2025 BEI berfokus pada pendalaman pasar melalui produk dan layanan baru, serta ekspansi pasar pada keuangan derivatif. Selain itu, BEI juga akan fokus meningkatkan likuiditas perdagangan, perlindungan investor, penyediaan data sesuai kebutuhan, dan penyempurnaan teknologi.
Secara khusus terkait penyempurnaan teknologi, BEI sedang melaksanakan Pembaruan Sistem Perdagangan dan Sistem Terdampak yang bertujuan untuk menyediakan sistem perdagangan yang andal dan optimal untuk mengakomodasi pengembangan pasar modal secara berkesinambungan.
Selain karena siklus rutin 6 tahunan seiring dengan end of support, pembaruan juga bertujuan meningkatkan teknologi yang mendukung low latency serta kapasitas sistem.