Jakarta, FORTUNE - Emiten pengelola Ancol, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) membukukan pendapatan usaha senilai Rp1,27 triliun sepanjang 2023.
Adapun, angka pendapatan itu bertumbuh 32,98 persen (YoY) dari Rp957,87 miliar pada 2022. Salah satu katalisnya adalah pemulihan bisnis pariwisata perseroan.
Bisnis pariwasata PJAA menyumbang pendapatan terbesar selama 2023, yakni senilai Rp1,01 triliun. Angka itu naik sebesar 33,12 persen (YoY) dari Rp758,74 miliar pada 2022.
Sementara itu, segmen bisnis lainnya, yaitu real estate serta perdagangan dan jasa masing-masing menyumbang pendapatan sebesar Rp131,46 miliar dan Rp141,62 miliar.
Bagaimana dengan laba bersih pengelola taman hiburan Dunia Fantasi (Dufan) itu? Perseroan meraih laba bersih sebesar Rp235,17 miliar, meningkat 52,48 persen (YoY) dari sekitar Rp154,23 miliar pada 2022.
Dengan demikian, laba per saham dasar dari PJAA pun turut terdongkrak, dari sebelumnya Rp96 per saham pada 2022 menjadi Rp147 per saham pada 2023 lalu.
Adapun, pada 2024 ini, PJAA menganggarkan belanja modal senilai Rp2 triliun untuk tujuan pengembangan lahan.
Dari segi Kinerja operasional, PJAA membukukan jumlah pengunjung berangsur membaik semenjak pandemi. Khususnya di unit rekreasi Ocean Dream Samudra dan Sea World Ancol, yang masing-masing mencatatkan 1,26 juta pengunjung dan 1,14 juta pengunjung selama Januari-November 2023. Sebagai pembanding, jumlah pengunjung dua destinasi wisata Ancol itu mencapai 1,19 juta dan 1,16 juta pada 2019 (prapandemi).
Sementara itu, secara menyeluruh, pengunjung yang tercatat di pintu gerbang utama Ancol selama Januari-November 2023 (9,86 juta) baru mencapai 52,09 persen dari total pengunjung pada 2019 (18,94 juta).
Beban, aset, serta liabilitas dan ekuitas
Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan dan beban langsung dari Pembangunan Jaya Ancol turut naik dari Rp413,86 miliar menjadi Rp576,88 miliar. Begitu juga dengan beban penjualan, beban umum dan administrasi, serta beban lainnya yang naik menjadi Rp28,33 miliar; Rp250,26 miliar; dan Rp98,24 miliar.
Sementara itu, jumlah aset dari Pembangunan Jaya Ancol menyusut dari Rp3,89 triliun pada 2022 menjadi Rp3,74 triliun pada 2023. Itu terdiri dari aset lancar senilai Rp519,28 miliar dan aset tidak lancar sebesar Rp3,22 triliun.
Lebih lanjut, perseroan tercatat memiliki liabilitas senilai Rp2,07 triliun pada 2023, naik dari Rp2,33 triliun di tahun sebelumnya.
Bagaimana dengan ekuitas milik perseroan? Ikut meningkat pula, dari Rp1,56 triliun menjadi Rp1,66 triliun pada 2023. Namun, ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hanya sebesar Rp1,64 triliun.
Pada Jumat (2/2), saham PJAA menguat 1,01 persen ke harga Rp1.000 per saham per pukul 13.31 WIB, setelah dibuka di level Rp995 per saham hari ini.
Data IDX Mobile menunjukkan, volume transaksi atas PJAA mencapai 1,38 juta saham, dengan nilai transaksi Rp1,40 miliar, dan frekuensi transaksi 381 kali.