Pendapatan INTP Naik, Tapi Laba Bersih Amblas Saat di Semester I 2022

Apa yang membuat laba bersih INTP tergerus?

Pendapatan INTP Naik, Tapi Laba Bersih Amblas Saat di Semester I 2022
Semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP). (Shutterstock/Susilo Prambanan)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Produsen semen, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) membukukan kenaikan pendapatan bersih sepanjang semester pertama 2022. Namun, kenaikan penjualan tersebut tak mampu diimbangi dengan kenaikan laba bersih perseroan. Mengapa demikian? 

Dikutip dari laporan keuangan perusahaan, pendapatan bersih Indocement tumbuh 3,75 persen (YoY) dari Rp6,66 triliun menjadi Rp6,91 triliun. Kenaikan itu berasal darisegmen penjualan semen ke pihak ketiga yang menyumbang senilai Rp6,22 triliun. Sementara sisanya berasal dari penjualan beton siap pakai (Rp557,05 miliar), penjualan semen ke pihak berelasi (Rp120,23 miliar), serta penjualan agregat (Rp8,27 miliar).

Penjualan INTP kepada pihak ketiga didominasi oleh pasar domestik, khususnya Pulau Jawa (Rp5,16 triliun). Lalu disusul pasar di luar Jawa (Rp1,62 triliun). Kedua pos tersebut sama-sama  bertumbuh.

Untuk pihak berelasi, penjualan ekspor senilai Rp120,23 miliar; turun dari Rp122,02 miliar di periode serupa tahun lalu.

Laba bersih malah tergerus

Laporan keuangan. (Tumisu/Pixabay)

Meski pendapatan bertumbuh, laba bersih INTP justru tergerus 50,3 persen (YoY) dari Rp586,57 miliar menjadi Rp291,54 miliar. Hal itu dikarenakan beban pokok pendapatan tercatat melonjak 12,45 persen (YoY), dari Rp4,57 triliun menjadi Rp5,14 triliun.

Salah satu komponen biaya yang meningkat adalah bahan bakar dan listrik (+39,34 persen, YoY), dari sebelumnya Rp1,83 triliun menjadi Rp2,55 triliun. Akibatnya, jumlah beban pabrikasi pun meningkat jadi Rp4,98 triliun.

Begitu pula dengan beban usaha yang meningkat 1,21 persen (YoY), dari Rp1,48 triliun jadi Rp1,50 triliun. Hal itu relatif terjadi akibat kenaikan biaya pengangkutan, bongkar muat, dan transportasi sebesar Rp902,06 miliar serta gaji-kesejahteraan karyawan senilai Rp235,61 miliar.

Pengeluaran barang modal berdasarkan lokasi aset di pasar domestik juga melonjak, dari Rp150,44 miliar menjadi Rp658,05 miliar.

Lebih lanjut, karena penurunan laba bersih, laba per saham dasar INTP pun tergerus dari Rp159,34 per lembar menjadi Rp82,80 per lembar.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024