Jakarta, FORTUNE ‐ Emiten produsen Sari Roti, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) melaporkan kenaikan Kinerja Bisnis pada paruh pertama 2024.
Perseroan membukukan penjualan sebesar Rp1,92 triliun atau setara kenaikan 5,5 persen (YoY). Sejalan dengan pertumbuhan itu, ROTI turun mencetak laba bersih senilai Rp145 miliar, yang bertumbuh 22 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Secara terperinci, penjualan dari wilayah Indonesia bagian Tengah mencapai Rp1,01 triliun. Itu masih menjadi kontributor terbesar terhadap penjualan Sari Roti pada enam bulan awal 2024.
Namun demikian, penjualan di wilayah Barat dan Timur, yang berjumlah Rp909 miliar, berhasil mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi, yaitu 12,2 persen (YoY).
Hal itu terjadi sejalan dengan langkah ekspansi bisnis oleh Nippon Indosari Corpindo, berupa pembangunan pabrik-pabrik, di antaranya: Batam, Gresik, Balikpapan, dan Banjarmasin. Selain itu, katalis lain datang dari perluasan distribusi pada kanal modern dan tradisional. Itu terlihat dari penambahan titik penjualan menjadi lebih dari 93.000 yang tersebar di seluruh Indonesia.
Ke depan, produsen Sari Roti itu akan melanjutkan ekspansi dari segi kapasitas. Yang mana, untuk memenuhi permintaan produk-produk roti dan kue yang terus naik, perseroan akan meningkatkan kapasitas produksi dengan menyelesaikan pembangunan pabrik ke-15 di Pekanbaru. Pabrik itu ditargetkan beroperasi pada akhir tahun 2024.
Saat ini, ROTI mengoperasikan 14 pabrik berlokasi di berbagai kota di Indonesia. Perseroan berkomitmen untuk menerapkan standar ISO Sistem Manajemen Keamanan Pangan dan Sistem Manajemen Mutu.
Rencana pembelian kembali saham
Belum lama ini, tepatnya pada akhir Juni 2024, ROTI telah mengumumkan rencana pembelian kembali 88 juta saham dengan estimasi nilai nominal Rp149,60 miliar.
"Pembelian kembali saham perseroan akan dilaksanakan terhitung mulai 6 Agustus 2024 sampai dengan 5 Agustus 2025," tulis manajemen dalam keterbukaan informasi.
Dalam rencana aksi tersebut, ROTI membatasi harga pembelian saham maksimal Rp1.700 per saham. "Pelaksanaan pembelian kembali atas saham perseroan tidak berdampak terhadap pendapatan perseroan, oleh karenanya tidak terdapat perubahan atas proforma laba perseroan," jelas ROTI lagi.