Pasar Harap Pemangkasan Fed Berlanjut, IHSG Masih Rawan Koreksi

Pemangkasan suku bunga Fed diharap redam capital outflow.

Pasar Harap Pemangkasan Fed Berlanjut, IHSG Masih Rawan Koreksi
IHSG terkoreksi. (Shutterstock/Triawanda Tirta Aditya)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • IHSG diperkirakan melemah setelah penutupan turun 0,90 persen sehari sebelumnya.
  • Level support IHSG hari ini berada di 7.146, 7.112, dan 7.041, sementara level resistennya di 7.297, 7.345, 7.414, dan 7.470.
  • Pasar berharap dampak positif dari ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan the Fed (18/12) untuk meredam capital outflow dan mendorong rebound IHSG.

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) diperkirakan melemah pada Selasa (17/12), setelah ditutup menurun 0,90 persen sehari sebelumnya.

Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova mengatakan, IHSG masih berada dalam tren turun di bawah garis SMA-5 pada chart 2H. Gerakan ini menunjukkan bahwa tren turun kemungkinan dapat mendekati zona support 7.112 sampai dengan 7.146, yang akan mengarah kepada penyelesaian wave (b) dalam pola koreksi zigzag.

Level support IHSG hari ini berada di 7.146, 7.112, dan 7.041. Sementara level resistennya di 7.297, 7.345, 7.414, dan 7.470. Indikator MACD menunjukkan kondisi netral.

Ivan memproyeksikan IHSG bergerak di antara support 7.195 dan resisten 7.285 pada hari ini. Daftar saham pilihannya adalah AKRA, ARTO, BBCA, BBRI, dan BRPT.

Sementara itu, Phintraco Sekuritas (Phintas) memperkirakan IHSG hari ini melaju di antara support 7.200, pivot 7.250, dan resisten 7.300. IHSG membentuk pola three black crows bersamaan dengan pelemahan Senin (16/12).

Secara teknikal, pola ini mengindikasikan potensi bearish, terlebih, IHSG juga breaklow indikator MA20 di kisaran 7.300 (16/12). "Dengan demikian, waspadai potensi bearish continuation, sekalipun terbentuk technical rebound di Selasa (17/12). Sebaiknya tunggu konfirmasi rebound lanjutan sebelum melakukan akumulasi beli," jelas Valdy dalam riset hariannya.

Data ekonomi Tiongkok yang kurang memuaskan diyakini mendorong Pemerintah Tiongkok untuk lebih cepat merealisasikan stimulus fiskal dan moneter. Isu terkait stimulus Tiongkok ini sudah beberapa kali memicu capital outflow dari Indonesia dan pelermahan signifikan IHSG. Valdy menilai, hal itu tampaknya kembali berulang dalam beberapa hari terakhir.

Pasar berharap pada dampak positif dari ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan the Fed (18/12). Kebijakan tersebut diharapkan dapat meredam capital outflow, menahan pemelamahan nilai tukar rupiah dan mendorong rebound IHSG.

Adapun, di tengah kondisi tersebut, daftar saham yang disoroti oleh Phintas pada perdagangan Selasa (17/12), mencakup: BBCA, BBRI, BMRI, ASII, dan ESSA.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya