Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan diproyeksikan menguat pada Senin (22/7), setelah ditutup melemah 0,36 persen akhir pekan lalu.
Menurut Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, Ihsg gagal menembus ke atas resisten Fibojnacci 7.332 pada hari Jumat. Oleh karena itu, IHSG masih berpeluang melanjutkan struktur koreksi wave (iv) menuju 7.159 jika tembus di bawah 7.207.
"Namun, koreksi wave (iv) cenderung akan berkonsolidasi apabila masih bertahan di atas level 7.207," ujar Ivan dalam riset hariannya.
Adapun, level support IHSG hari ini berada di 7.207–7233, 7.159, 7.099, dan 7.028. Sementara itu, level resistennya berada di 7.332, 7.374, 7.454, dan 7.500. Berdasarkan indikator MACD dalam kondisi netral.
Ivan memperkirakan IHSG hari ini bergerak di kisaran support 7.270 dan resisten 7.330. Daftar saham pilihannya, menckup: ADRO, ARMT, AKRA, BBCA, dan INKP.
Di sisi lain, Phintraco Sekuritas memproyeksikan IHSG hari ini melaju di rentang support 7.200, pivot 7.275, dan resisten 7.330. Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan memperkirakan IHSG kembali bergerak fluktuatif di rentang 7.250–7.330, dengan mencermati arahan indeks-indeks global.
"Sementara untuk sepekan ke depan, IHSG diyakini masih bergerak dalam bullish trend dengan potensi uji resistance baru di 7.350–7.380," kata Valdy.
Indeks-indeks global, di Amerika Serikat dan Eropa melemah pada Jumat (19/7). Salah satu katalis di balik pelemahan itu adalah respon pada terhadap IT blackout yang sempat mengganggu operasional sejumlah bidang usaha dan pelayanan umum di Jumat (19/7).
Di samping itu, pelemahan indeks-indeks utama di Wall Street (19/7) juga masih dipicu oleh rotasi ke saham-saham berkapitalisasi kecil yang diyakini pasar memperoleh keuntungan signifikan dari pemangkasan sukubunga acuan oleh The Fed.
Dari dalam negeri, pasar menantikan data investasi riil oleh BKPM. Kondisi itu diyakini mempengaruhi pandangan pasar terhadap prospek ekonomi jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada Oktober 2024 mendatang.
"Pasar tampaknya sudah mengantisipasi kemungkinan perlambatan pertumbuhan investasi riil," ujar Valdy.
Saham-saham yang dapat dicermati meliputi ADMR, AKRA, AVIA, BRIS, INDF, SIDO, dan INCO.