Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) diproyeksi bergerak secara fluktuatif pada perdagangan Rabu (18/9).
Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan mengatakan, IHSG menguat terbatas pada perdagangan Selasa (17/9), walau sentimen domestik terbaru relatif positif. Menurutnya, pergerakan itu memperkuat indikasi konsolidasi dari pergerakan sideways pada MACD.
"Oleh sebab itu, IHSG diperkirakan fluktuatif di rentang 7.800–7.850 pada Rabu (18/9)," kata Valdy dalam riset hariannya.
Adapun, sentimen domestik terbaru yang dimaksud adalah peningkatan surplus Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) dari US$0,50 miliar pada Juli 2024 menjadi US$2,89 miliar pada Agustus 2024. Kondisi itu ditopang oleh pertumbuhan nilai ekspor sebesar 7,13 persen (YoY) dan impor yang juga naik 9,46 persen (YoY). Itu jauh lebih baik dari ekspektasi pada Agustus 2024.
Masih dari dalam negeri, pasar memperkirakan, Bank Indonesia masih akan mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen pada pertemuan hari ini, sesuai dengan fokus BI dalam menstabilisasi nilai tukar rupiah pada kuartal ketiga. Pada hari yang sama data pertumbuhan kredit dirilis. Pada Juli 2024, pertumbuhan kredit berada pada level 12,50 persen (YoY) melanjutkan tren pertumbuhan double digit sepanjang 2024.
Dari eksternal, pasar menantikan rilis data inflasi Inggris yang diperkirakan akan turun tipis menjadi 2,10 persen (YoY) dari 2,20 persen (YoY). "Selanjutnya, BoE dijadwalkan mengumumkan kebijakan moneter baru di Kamis (19/9)," kata Valdy lagi.
Phintraco Sekuritas pun memprediksi IHSG hari ini bergerak di antara support 7.750, pivot 7.800, dan resisten 7.850. Daftar saham pilihannya, meliputi: ARTO, BBYB, CPIN, JSMR, ANTM, dan AUTO.
Sementara itu, Pilarmas Investindo Sekuritas masih memperkirakan IHSG hari ini menguat terbatas dengan laju di antara support 7.752 dan resisten 7.908. Daftar saham pilihannya adalah BRMS, BBNI, dan BBYB.
Sentimen utama datang dari penantian rilis FOMC The Fed pada Kamis (19/9) dini hari Waktu Indonesia Barat (WIB). Terkait putusan BI hari ini, Pilarmas Investindo menilai, BI memiliki pilihan untung memangkas suku bunga walau hanya 25 basis poin (bps). Sebab, saat ini sudah terjadi pelemahan dari sisi konsumsi dan daya beli. Pertumbuhan memang masih ada, tetapi melambat.
Di sisi lain, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo, Maximilianus Nico menilai, rupiah yang terus menguat akan memberikan daya tanah bagi BI jika memulai pemangkasan suku bunga.
"Pertemuan Bank Indonesia justru akan menjadi kunci penting, apakah sell on news ataukah justru pasar akan kembali mengalami penguatan kembali hingga IHSG menyentuh 7.900," jelas Nico dalam risetnya.