Jakarta, FORTUNE - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) merevisi pedoman EBITDA Grup yang disesuaikan pada 2023 menjadi berkisar antara minus Rp4,5 triliun dan minus Rp3,8 triliun, berkurang dari proyeksi sebelumnya yakni: minus Rp5,3 triliun hingga minus Rp4,6 triliun.
Alasannya adalah kemajuan signifikan di paruh pertama 2023. GOTO membukukan perbaikan EBITDA yang disesuaian sebesar 72 persen (YoY) menjadi minus Rp1,2 triliun pada kuartal kedua 2023. Hal itu berkat kenaikan monetisasi dan optimalisasi insentif berkelanjutan.
Sementara itu, selama paruh pertama 2023, EBITDA yang disesuaikan GOTO membaik 69 persen dari minus Rp9,2 triliun menjadi minus Rp2,8 triliun. Rugi GOTO pun membaik 49 persen (YoY) dari Rp14,2 triliun menjadi Rp7,2 triliun di semester satu tahun ini.
Bersamaan dengan itu, pendapatan bersih GOTO meroket 102 persen (YoY) dari Rp3,4 triliun menjadi hampir Rp6,9 triliun. GOTO juga berhasil membalikkan margin kontribusi dari hampir minus Rp4,6 triliun menjadi Rp1,7 triliun.
Direktur Utama Grup GoTo, Patrick Walujo mengatakan, tujuan akhir GoTo bukanlah mencapai titik impas, melainkan pertumbuh berkelanjutan dan menguntungkan.
"Untuk itu, dibutuhkan segera eksekusi yang tepat, serta meningkatkan total pasar potensial (TAM) untuk memperluas basis konsumen perseroan," katanya, Selasa (15/8).
Efisiensi beban dan biaya
Setelah menyiapkan basis konsumen kuat pada kategori konsumen, perseroan akan memperluas basis konsumen tanpa insentif yang tak dapat dipertahankan untuk jangka panjang. Selain itu, GoTo juga akan beroperasi dengan menjaga kedisiplinan pengelolaan beban usaha.
"Kami terus mengelola beban usaha secara disiplin sesuai dengan tujuan untuk mencapai EBITDA yang disesuaikan positif dalam kuartal keempat tahun ini," kata Direktur Keuangan Grup GoTo, Jacky Lo.
Misalnya, di kuartal kedua 2023, perseroan telah mengurangi biaya insentif dan pemasaran produk sebesar 43 persen (YoY). Hasilnya, GoTo berhasil menghemat sebesar Rp2,7 triliun di triwulan tersebut. Margin kontribusi grup pun tetap positif di kuartal kedua, yakni Rp1,0 triliun.
GOTO mencatatkan kas dan setara kas Rp25,4 triliun serta fasilitas kredit sekitar Rp4,65 triliun, dengan Rp3,1 triliun belum digunakan per 30 Juni 2023. Perseroan mengharapkan akan mencapai arus kas operasional positif tanpa tambahan pendanaan eksternal.
Jacky berujar, "Kami telah mencapai kemajuan dalam metrik profitabilitas utama kami selama enam kuartal berturut-turut seiring dengan pengurangan insentif dan program pemasaran produk yang tidak produktif, sambil tetap fokus pada konsumen profitabel kami."