Jakarta, FORTUNE - PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) membukukan pendapatan senilai Rp9,81 triliun pada kuartal I 2024, tergerus 10,47 persen (YoY) dari Rp10,96 triliun pada periode serupa tahun 2023.
Pendapatan AKRA mayoritas didapatkan dari kontrak dengan pelanggan, yakni sebesar Rp9,74 triliun. Sementara itu, pendapatan sewa hanya berjumlah Rp61,89 miliar.
Di waktu yang sama, beban pokok pendapatan AKRA pun menurun sebesar 9,82 persen (YoY) Rp9,89 triliun menjadi Rp8,92 triliun.
Kendati demikian, laba kotor perseroan juga ikut menurun sebesar 16,45 persen (YoY) dari Rp1,07 triliun menjadi Rp894,05 miliar. Laba bersihnya pun terkoreksi 1,93 persen (YoY) dari Rp607,28 miliar menjadi Rp595,46 miliar.
Dari segi neraca, AKRA membukukan total liabilitas senilai Rp15,69 triliun, menurun dari Rp16,21 triliun pada akhir 2023. Sementara itu, dari sisi ekuitas, perseroan tercatat mempunyai Rp14,72 triliun, naik dari Rp14,04 triliun dari akhir tahun lalu. Untuk aset, totalnya mencapai Rp30,41 triliun.
Saham AKRA tertekan sepanjang perdagangan Kamis (25/4), sejalan dengan pengumuman kinerja awal tahun perseroan.
Berdasarkan data IDX Mobile, saham AKRA melemah 3,07 persen ke harga Rp1.735 per saham pada Kamis sore. Volume transaksinya mencapai 29,6 juta saham, dengan nilai transaksi Rp51,6 miliar, serta frekuensi transaksi 4.550 kali.
Penambahan armada AKR Corporindo
Pada Februari 2024, AKRA telah mengumumkan penambahan modal Rp210 miliar untuk membeli armada kapal, yang digunakan sebagai alat transportasi bahan kimia dasar dan BBM. Harapannya, langkah itu bisa mengembangkan aktivitas bisnis logistik supply chain AKRA.
Sebelumnya, anak usaha AKRA, PT AKR Sea Transport, yang bertugas menambah armada kapal, telah mempunyai 12 kapal dan SPOB. Lalu, per Februari lalu, perseroan sudah membeli dua armada kapal chemical/oil tanker. Yang pertama adalah AKRA 103, dibeli pada November 2023. Sementara yang kedua adalah AKRA 105, yang dibeli pada Februari lalu.
Kedua kapal baru itu diharap akan kian memperkuat armada transportasi perseroan dalam distribusi bahan kimia dasar dan BBM secara nasional. Berkat penambahan itu, perseroan sudah memiliki 14 unit kapal dan SPOB.