Jakarta, FORTUNE – Emiten pemilik hak waralaba KFC Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), membukukan pertumbuhan pendapatan hingga kuartal ketiga 2022. Namun, kinerja bottom line perusahaan tersebut berbalik arah menjadi rugi setelah sempat meraih profit pada paruh awal tahun lalu.
Melansir laporan keuangan FAST, Senin (2/1), pendapatan perseroan mencapai Rp4,32 triliun, naik 24,86 persen (YoY) dari Rp3,46 triliun. Bersamaan dengan itu, perseroan kembali merugi, dengan rugi periode berjalan Rp17,16 miliar.
Kendati demikian, tingkat kerugian itu tidak separah periode sama tahun lalu, yang mencapai Rp198,05 miliar. Rugi per saham dasar Fast Food Indonesia juga membaik, dari minus Rp50 menjadi minus Rp4.
Lebih lanjut, sebelum dikurangi beban, perseroan sebenarnya membukukan laba kotor Rp2,69 triliun, naik 28,09 persen dari Rp2,10 triliun pada periode sama 2021.
Sumber pendapatan berdasarkan wilayah
Dari segi lokasi, sumber pendapatan terbesar emiten pengelola KFC Indonesia adalah RSC Jakarta, dengan Rp1,57 triliun. Diikuti oleh RSC wilayah lain (Rp1,28 triliun), RSC Makassar (Rp506,54 miliar), RSC Palembang (Rp339,68 miliar), RSC Bandung (Rp318,60 triliun), dan RSC Medan (Rp304,45 miliar).
Selain itu, beban penjualan dan distribusi naik 17,64 persen, dari Rp1,87 triliun menjadi Rp2,20 triliun. Begitu pula dengan beban umum dan administrasi, serta beban operasional lain. Beban pokok penjualan emiten afiliasi Taco Bell ini naik 19,11 persen (YoY) dari Rp1,36 triliun menjadi Rp1,62 triliun.
Per September 2022, total aset perseroan mencapai Rp3,51 triliun. Sementara itu, ekuitasnya berjumlah Rp1,11 triliun dan liabilitasnya Rp2,39 triliun.
Target penjualan 2022
Berdasarkan paparan publik pada September 2022, FAST membidik penjualan senilai Rp6,2 triliun hingga Rp6,3 triliun sampai akhir 2022. Direktur Fast Food Indonesia, Wahjudi Martono, memproyeksikan penjualan tersebut didasarkan pada hitungan kontribusi kenaikan penjualan di gerai lama dan baru.
Dari segi ekspansi, perseroan menargetkan membuka 25 gerai baru untuk KFC dan 2 untuk Taco Bell hingga akhir 2022. Lalu, pada 2023, FAST ingin meningkatkan maksimal 40 restoran baru.
Perseroan juga membidik pertumbuhan rata-rata nilai transaksi penjualan tiap kunjungan menjadi Rp73.000, dari Rp68.000. “Untuk transaksi di angka rata-rata 22 persen, tapi dari segi jumlah penjualan sudah melampaui 8 persen dari target,” katanya.
Untuk laba, perseroan menargetkan pada rentang Rp90 miliar sampai dengan Rp140 miliar hingga penghujung 2022. Itu target ambisius, mengingat pada 2021 perseroan rugi Rp295,73 miliar.