Penjualan Turun, Laba 2023 Emiten Kertas Sinarmas Tergerus 52%

Saham emiten kertas Sinarmas (INKP) pun memerah (2/4).

Penjualan Turun, Laba 2023 Emiten Kertas Sinarmas Tergerus 52%
PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk atau INKP. (Website INKP)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Kinerja emiten kertas Grup Sinar Mas, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) melemah 1,05 persen ke harga Rp9.450 pada sesi perdagangan I, Selasa (2/4).
  • Laba bersih INKP tergerus 52.02 persen (YoY) dari US$857,51 juta pada 2022 menjadi US$411,46 juta pada 2023. Penjualan bersih juga terkoreksi 13,08 persen (YoY) dari US$4,00 miliar menjadi US$3,48 miliar.
  • Penjualan produk kertas industri, tisu, dan lain-lain mengalami penurunan signifikan (-23,72 persen), serta beban lain-lain perseroan membengkak dari US$90,58 juta menjadi

Jakarta, FORTUNE - Kinerja emiten kertas Grup Sinar Mas, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) tertekan pada 2023. Alhasil, sahamnya melemah 1,05 persen ke harga Rp9.450 pada sesi perdagangan I, Selasa (2/4).

Kemarin, saham INKP juga ditutup tertekan 0,26 persen di harga Rp9.550. Selama lima hari perdagangan terakhir, INKP sudah melemah 2,32 persen.

Salah satu penyebabnya, pengumuman Kinerja Bisnis INKP pada 2023, yang mengalami koreksi baik dari segi laba bersih maupun penjualan bersih.

Laba bersih INKP tergerus 52.02 persen (YoY) dari US$ 857,51 juta pada 2022 menjadi US$411,46 juta pada 2023. Laba per saham dasarnya pun tertekan 52,02 persen (YoY) menjadi US$0,075 dari US$0,157.

Sejalan dengan itu, penjualan bersih Indah Kiat Pulp & Paper terkoreksi 13,08 persen (YoY) dari US$4,00 miliar pada 2022 menjadi US$3,48 miliar pada 2023.

Hal itu terjadi karena penurunan 20,52 persen (YoY) pada penjualan lokal, dari US$1,79 miliar pada 2022 menjadi US$1,42 miliar pada 2023. Penjualan ekspor pun menurun 7,08 persen (YoY) menjadi US$2,06 miliar dari US$2,22 miliar. 

Berdasarkan jenis produk, penjualan yang paling tergerus adalah kertas industri, tisu, dan lain-lain (-23,72 persen) dari US$1,45 miliar menjadi US$1,10 miliar. Kontribusinya terhadap penjualan bersih INKP pun terkikis dari 36,16 persen pada 2022, menjadi 31,73 persen pada 2023.

Selain itu, penjualan produk pulp dan kertas budaya juga tertekan masing-masing sebesar 9,80 persen dan 4,56 persen. Secara berurutan, dua produk itu menyumbang 31,52 persen dan 36,75 persen terhadap penjualan bersih perseroan pada 2023. 

Dari segi beban, INKP membukukan penurunan beban pokok penjualan dari US$2,41 miliar pada 2022, menjadi US$2,35 miliar pada 2023. Begitu pula dengan beban usaha yang berkurang dari US$451,86 juta menjadi US$344,32 juta, serta beban pajak penghasilan yang menurun dari US$190,03 juta menjadi US$138,23 juta. Tapi, beban lain-lain perseroan membengkak dari US$90,58 juta menjadi US$238,07 juta pada 2023.

Adapun, jumlah aset INKP pada akhir 2023 mencapai US$10,13 miliar, naik dari US$9,64 miliar setahun sebelumnya. Liabilitasnya juga meningkat dari US$4,03 miliar menjadi US$4,13 miliar. Demikian juga dengan jumlah ekuitas INKP yang mencapai US$6,00 miliar, naik dari US$5,60 miliar di akhir 2022. 

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil