Jakarta, FORTUNE – PT Pertamina (Persero) mencatat kenaikan laba bersih senilai Rp29,3 triliun pada 2021, tumbuh 95 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp15 triliun. Kenaikan tersebut disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti efisiensi biaya.
“Kami membukukan peningkatan net profit yang hampir dua kali lipat dari tahun lalu,” ujar Direktur Pertamina, Nicke Widyawati, dilansir dari Antara, Kamis (9/6).
Perusahaan pelat merah itu juga membukukan lonjakan pendapatan 39 persen (YoY) dari US$41,47 miliar ke US$57,51 miliar pada 2021. Begitu pula dengan EBITDA yang naik 19 persen (YoY) jadi US$9,45 miliar dari US$7,05 miliar.
“Ini merupakan hasil kerja keras kami di tengah-tengah kondisi yang begitu sulit pada 2021," kata Nicke.
Katalis di balik pertumbuhan Pertamina
Nicke mengungkapkan, pertumbuhan kinerja itu berhasil diraih berkat efisiensi biaya pada 2021. Upaya tersebut dilakukan di saat Pertamina menghadapi penurunan permintaan bahan bakar minyak karena kebijakan PPKM tahun lalu.
BUMN ini dapat berjuang dan bertahan sepanjang periode itu melalui rentetan penghematan. “Karena kami sampaikan, untuk bisa survive dalam kondisi itu hanya satu: efisien,” jelas Nicke.
Adapun, beberapa program efisiensi yang Pertamina jalankan, yakni: program Cost Saving yang berhasil menghemat US$1,3 miliar; program Cost Optimization yang menekan biaya US$2,2 miliar; program Cost Avoidance sampai US$350 juta; serta program Revenue Enchancement, yang berjumlah US$0,5 miliar.