Jakarta, FORTUNE - PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) merilis harga pasar wajar (HPW) Sekuritas Bank Indonesia, mencakup Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI), Senin (14/10).
Direktur Utama PHEI, M. Kadhafi Mukrom, mengatakan perhitungan dan penilaian tersebut melengkapi penilaian dan penetapan HPW atas EBUS surat berharga lainnya, meliputi 1.304 seri jenis instrumen efek bersifat utang dan sukuk, baik yang diterbitkan pemerintah maupun korporasi.
"Total outstanding-nya mencapai Rp7.552,23 triliun," kata Dhafi di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penilaian dan penetapan HPW itu menggunakan sumber data primer yang terverifikasi serta sumber data sekunder. Metodologi itu pun digunakan secara luas oleh lembaga penilaian efek di sejumlah negara.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) telah menetapkan PHEI sebagai pihak yang melakukan penilaian dan penerbitan HPW instrumen Sekuritas BI. PHEI telah mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai syarat untuk bisa melakukan penilaian dan penerbitan HPW instrumen Sekuritas BI.
Pada 17 September lalu, Gubernur BI, Perry Warjiyo, melaporkan bahwa penerbitan instrumen moneter SRBI sudah berjumlah Rp918,42 triliun. SRBI sendiri adalah instrumen moneter yang BI terbitkan dengan tujuan memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dan mencapai sasaran inflasi.
Perry mengatakan penerbitan instrumen itu mendukung upaya meningkatkan aliiran masuk portofolio asing ke pasar domestik pula, sebagaimana dilansir Antara.
Sementara itu, SVBI dan SUVBI masing-masing terjual 2,95 miliar dolar AS dan 280 juta dolar AS.
Dhafi menambahkan, "Kehadiran HPW Sekuritas BI diharapkan dapat menjadi pendorong bagi peningkatan integritas dan kredibilitas pasar keuangan Indonesia di mata dunia."
Turut hadir dan memberi sambutan dalam acara peluncuran, Edi Broto Suwarno (Kepala Departemen Pengawasan Pengelolaan Investasi dan Pasar Modal Regional, Otoritas Jasa Keuangan), Donny Hutabarat (Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan Bank Indonesia), dan Iman Rachman (Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia).