Jakarta, FORTUNE - Emiten farmasi dan laboratorium PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) bakal membagikan dividen tunai senilai Rp372,9 miliar atau 60 persen dari laba bersih perseroan pada 2021, yakni Rp621,62 miliar. Adapun, jumlah pembagian dividen tunai itu setara dengan Rp397,84 per lembar.
Keputusan itu sudah disetujui lewat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Prodia, Kamis (7/4). Dibandingkan dengan 2020, jumlah dividen tunai 2021 yang diagikan itu lebih besar walaupun rasio dari laba bersihnya sama. Sebab saat itu, Prodia hanya menebar dividen sebesar Rp161,25 miliar dari total laba Rp268,75 miliar.
Meningkatnya nilai dividen tunai Prodia disebabkan oleh kenaikan laba bersih 131,3 persen (YoY) pada 2021. Pendapatan bersihnya juga tumbuh 41,6 persen (YoY) jadi Rp2,65 triliun, ketimbang 2020 yang hanya Rp1,87 triliun.
Detail kinerja keuangan Prodia 2021
Sebagai informasi, Prodia mencatat kenaikan segmen pelanggan sehingga berkontribusi signifikan terhadap perseroan. Sebut saja segmen pelanggan individu dan rujukan dokter yang masing-masing menyumbang 33,8 persen dan 31,4 persen terhadap pendapatan. Sementara itu, kontribusi segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi berkontribusi 21,2 persen dan 13,6 persen.
“Selama 2021, kami berfokus pada kesinambungan bisnis jangka pendek dan jangka panjang guna meningkatkan pendpatan, memaksimalkan produktivitas dan pengenalian biaya, serta terus fokus pada keunggulan operasional bisnis inti dengan tetap memprioritaskan keamanan, kesehatan, dan keselamatan karyawan dan pelanggan,” jelas Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty, dikutip Jumat (8/4).
Dari segi biaya, Prodia juga sukses menekan biaya operasional. Terbukti dari rasio biaya operasional terhadap pendapatan menurun jadi 33,1 persen pada 2021, dari 39,8 persen pada 2020.
Prodia juga mempercepat transformasi digital. Dus, pemesanan pemeriksaan kesehatan melalui Prodia Mobile Apps meroket 913,9 persen pada tahun lalu menjadi 138.504. Perseroan juga mencatatkan1,3 juta pelanggan baru pada 2021. Permintaan layanan home service juga meningkat 154,8 persen.
“Kami menekankan layanan berbasis digital dengan memperhatikan customer journey melalui patient centric model. Kami terus meningkatkan kemampuan layanan Prodia Mobile Apps untuk terus memberikan kemudahan dan kecepatan layanan bagi pelanggan,” tambah Dewi.
Total pemeriksaan Prodia pun mencapai 19,6 juta, dengan dominasi (lebih dari 80 persen) dari tes genomik dan tes rutin. Selain itu, pemeriksaan Covid-19 juga masih berkontribusi kecil terhadap pendapatan. Perseroan berupaya menambah jumlah pemeriksaan tes esterik (tes khusus dan baru), termasuk tes genomik dan tes kesehatan lain sesuai strategi pertumbuhan kinerja.