Jakarta, FORTUNE – Emiten produsen minuman beralkohol Cap Tikus, PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk (BEER), akan mencatatkan saham (IPO) pada Jumat (6/1). Penawaran umum perdana itu bernilai Rp176 miliar.
Mengutip prospektus, Kamis (5/1), Jobubu Jarum Minahasa akan melepas 800 juta saham baru bernilai nominal Rp10 per saham. Itu setara 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah aksi IPO. Perseroan menetapkan harga penawaran Rp220 per lembar saham.
Pada periode penawaran awal (book building) 16–22 Desember 2022, produsen minuman beralkohol itu menetapkan harga pada rentang Rp200–220. Penawarannya sendiri telah berlangsung pada 2–4 Januari 2022. Distribusinya berjalan pada hari ini. Adapun, penjamin pelaksana emisi efek IPO BEER adalah PT UOB Kay Hian Sekuritas.
Lantas, bagaimana perseroan akan menggunakan dana IPO?
Rencana penggunaan dana IPO produsen Cap Tikus: bangun pabrik baru
Setelah dikurangi oleh biaya-biaya emisi, berikut pengalokasian dana IPO produsen Cap Tikus:
- Sekitar 5,36 persen atau sekitar Rp9,25 miliar untuk belanja barang modal, berupa tanah dari pihak ketiga. Lokasinya di Desa Jetis, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Luasnya sekitar 2 hektare. Nantinya, perseroan akan mendirikan pabrik baru di sana.
- Sekitar 6,23 persen atau Rp10,47 miliar untuk proses pembangunan pabrik, meliputi: bangunan, infastruktur, gudang bahan baku, dan gudang barang jadi. Tapi, biaya itu belum termasuk pembelian mesin-mesin produksi.
- Sisa dana akan digunakan untuk modal kerja perseroan demi menyokong kegiatan usaha perseroan, termasuk—tapi tidak terbatas pada—pembelian bahan baku.
Namun, ada catatan. Jika dana IPO tidak cukup untuk memenuhi wacana tersebut, maka Jobubu Jarum Minahasa akan memakai kas internal perseroan atau menggunakan pendanaan eksternal dari perbankan dan lembaga keuangan.
Prospek usaha produsen Cap Tikus
Ke depan, pasar beralkohol Indonesia memiliki margin tertinggi daripada pasar minuman beralkohol sedunia. Margin kotor perusahaan minuman beralkohol publik Indonesia melampaui 60 persen dan margin profit 23 persen secara konsisten, tahun demi tahun.
“Ini berdasarkan benchmarking ke industri sejenis, sesuai yang tertera di laporan keuangan PT Multi Bintang Indonesia Tbk, PT Delta Djakarta Tbk, dengan hasil dari Golongan A,” tulis BEER dalam prospektusnya.
Sementara itu, pasar minuman beralkohol dunia diperkirakan melebihi US$9,5 miliar. Asosiasi Minuman Beralkohol Kearifan Lokal (AMBKL) memproyeksikan akan terus naik berkat transisi konsumsi dari produk impor ke produk lokal.