Jakarta, FORTUNE - Kendati laba bersih PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) naik signifikan pada 2023, saham emiten Grup Salim itu malah terkoreksi pada perdagangan sesi I, Selasa (26/3).
Dikutip dari IDX Mobile, saham ICBP memulai perdagangan hari ini pada level Rp10.550, turun 5,80 persen.
Lebih lanjut, ICBP mengakhiri perdagangan sesi pagi hari ini pada level Rp10.925, turun 2,46 persen dari harga penutupan, Senin (25/3), ketika kinerja diumumkan pada akhir hari.
Pada sesi perdagangan pertama hari ini, ICBP bahkan termasuk sebagai salah satu dari tiga saham top losers Indeks LQ45 bersama dengan TLKM dan CPIN.
Volume transaksi ICBP mencapai 10,0 juta saham dalam sesi pertama hari ini, sementara nilai transaksinya berjumlah Rp107 miliar dengan frekuensi transaksi 5.640 kali.
Kemarin, saham ICBP menguat 0,67 persen dari Rp11.125 menjadi Rp11.200 pada akhir perdagangan.
Koreksi saham ICBP terjadi seiring dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun 0,44 persen ke level 7.344,99 pada akhir sesi I hari ini.
Sektor transportasi dan logistik mengalami penurunan paling signifikan, yakni 3,11 persen.
Phintraco Sekuritas menilai bahwa secara teknikal IHSG tertahan pada support dinamis MA20.
Indikator MACD pun menunjukkan IHSG bergerak sideways, “sehingga diperkirakan IHSG memiliki potensi untuk konsolidasi dalam rentang level 7.300–7.375 pada perdagangan sesi kedua,” kata Tim Riset Phintraco Sekuritas dalam keterangan resminya.
Kinerja ICBP 2023
Sepanjang 2023, pendapatan ICBP naik 4,80 persen (YoY) dari Rp64,80 triliun menjadi Rp67,91 triliun.
Itu berkat penjualan mi instan yang tumbuh 6,24 persen (YoY) menjadi Rp50,43 triliun.
Di sisi lain, produk mi berkontribusi Rp9,12 triliun terhadap pendapatan, turun 3,35 persen (YoY). Diikuti oleh penjualan makanan ringan (Rp4,24 triliun), produk penyedap makanan (Rp3,67 triliun), produk nutrisi makanan khusus (Rp1,21 triliun), dan minuman (Rp1,61 triliun).
Seiring dengan kenaikan pendapatan, laba bersih ICBP melesat 52,39 persen (YoY) dari Rp4,59 triliun menjadi Rp6,99 triliun.
“ICBP berhasil menyesuaikan diri di tengah dinamika pasar dan mampu memberikan pertumbuhan penjualan dan profitabilitas,” kata Direktur Utama dan CEO ICBP, Anthoni Salim.
Ke depan, ia mengatakan ICBP akan mencermati perkembangan kondisi makro secara global agar bisa menyesuaikan strategi demi menyeimbangkan pertumbuhan penjualan, profitabilitas, dan tetap menjaga neraca keuangan yang sehat.