Jakarta, FORTUNE - PT Astra International Tbk (ASII) telah merealisasikan belanja modal dan investasi di kisaran Rp34 triliun hingga Rp35 triliun sampai September 2023. Untuk apa saja?
Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro mengatakan, mayoritas dana tersebut disalurkan ke anak-anak usaha perseroan. Khususnya di bisnis alat berat. "Memang angka tersebut bertumbuh cukup besar dibandingkan pada 2022," kata Djony di konferensi pers setelah paparan publik ASII, Selasa (14/11).
Berbagai kebutuhan anak usaha dibiayai dengan belanja modal dan investasi tersebut. Misalnya di bisnis alat berat, ada kebutuhan untuk mengganti, meremajakan, sampai dengan menambah unit alat berat bagi PT United Tractors Tbk atau UNTR.
Kemudian, untuk agribisnis di bawah PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), realisasinya dialokasikan untuk memelihara infrastruktur-infrastruktur perkebunan. Beda lagi dengan bisnis otomotif, yang mana perseroan sedang konsentrasi menciptakan saluran omnichannel guna membidik penjualan secara daring dan luring sekaligus.
Adapun, sampai dengan akhir 2023, Astra International menganggarkan belanja modal dan investasi senilai Rp40 triliun. Artinya, serapan saat ini sudah mencapai 85 persen-87,5 persen dari jumlah belanja modal yang perseroan siapkan sepanjang tahun ini.
Beberapa investasi Astra International di 2023
Belum lama ini, Astra International baru saja membeli 99,98 persen saham PT Tokobagus atau OLX milik Silver Indonesia JVCo B.V. lewat anak usahanya, PT Astra Digital Mobil pada Agustus 2023. Lalu, PT Astra Digital International (ADI) membeli 0,02 persen saham sisanya.
Sebelum itu, pada Juni 2023, ASII juga telah mengakuisisi 96,92 persen saham di Jaya Mandarin Agung yang kini bernama Bhumi Prama Arjasa pada Juni 2023. Itu adalah pemilik Mandarin Oriental Hotel Jakarta.
Selain saham, perseroan pun membeli lahan utama seluas 1 hektare tempat hotel tersebut. "Total nilai transaksi sebesar US$85 juta," demikian menurut perseroan dalam paparan publik.
Lebih lanjut, pada April 2023, Astra juga baru membentuk usaha patungan dengan Equinix, Inc. Masing-masing memiliki kepemilikan sebesar 25 persen dan 75 persen. Tujuannya adalah mengembangkan pusat data di Indonesia.
Dari segi transisi portofolio, ASII merampungkan transaksi untuk membeli 19,99 persen kepemilikan saham di Nickel Industries Limited (NIC) senilai 942,7 juta dolar Australia pada September 2023.